Soloraya
Kamis, 7 Juli 2016 - 11:30 WIB

LEBARAN 2016 : Krasikan, Oleh-Oleh Sukoharjo Buruan Rakyat hingga Pejabat

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karyawan industri rumahan jenang krasikan milik Harso Mulyono di RT 001/001, Randusari, Joho, Kecamatan Sukoharjo, menyiapkan pesanan terakhir sebelum Lebaran. Foto diambil, Selasa (5/7/2016). (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Lebaran 2016 para pemudik yang berkunjung ke Sukoharjo banyak yang berburu jenang khas krasikan.

Solopos.com, SUKOHARJO – Masa kecil Endang Ayu, 50, tak lepas dari oleh-oleh khas Sukoharjo seperti jenang krasikan, wajik, wingko babat, roti prol, dan jadah. Maklum kalau sampai sekarang perempuan asli Sukoharjo ini selalu menjadikan penganan tersebut sebagai menu andalan saat hari-hari besar. Seperti acara keluarga, arisan, hingga oleh-oleh Lebaran.

Advertisement

Lebaran tahun ini misalnya, Endang sibuk memesan berbagai jenis jenang di salah satu industri rumahan milik Harso Mulyono beralamat RT 001/001, Randusari, Joho, Kecamatan Sukoharjo.

Rencananya makanan tersebut dibawa untuk oleh-oleh keluarga besar. Jenang dengan tekstur lengket dan berminyak ini banyak disukai. Termasuk rekan yang tinggal di Jakarta atau kota besar lainnya.

Advertisement

Rencananya makanan tersebut dibawa untuk oleh-oleh keluarga besar. Jenang dengan tekstur lengket dan berminyak ini banyak disukai. Termasuk rekan yang tinggal di Jakarta atau kota besar lainnya.

Setelah Lebaran rumah Harso yang berada tepat di sebelah selatan Terminal Sukoharjo ini ramai didatangi pengunjung dengan mobil berplat luar kota. Lonjakan pembeli jenang krasikan menjelang dan pasca-Lebaran memang tak bisa dihindari. Kedung Gudel, Desa Kenep, Sukoharjo yang diwacanakan sebagai Desa Wisata Sukoharjo ini kebanjiran pesanan. Jalan-jalan desa ramai dipenuhi mobil pribadi yang memarkir kendaraannya di depan rumah-rumah produksi. Di sana ada puluhan pengusaha jenang dan karak yang menjadi ikon oleh-oleh khas Sukoharjo.

Pengusaha jenang klasik yang telah lama berjualan di Kedung Gudel, Kenep, Supano pernah mengeluh kelelahan saat Lebaran. Penjualan naik hingga dua kali lipat. Permintaan tinggi, namun tak semuanya bisa terpenuhi. Pembeli mayoritas berasal dari luar kota.

Advertisement

Selain mengatur strategi agar semua permintaan konsumen terpenuhi, ia dan beberapa karyawannya bahkan harus lembur hingga menjelang Idhul Fitri. H-1 Lebaran biasanya baru bisa istirahat, libur sehari lalu memulai aktivitas lagi H+1 Lebaran. Hal itu dilakukan demi memenuhi semua permintaan pembeli.

Begitu juga yang dilakukan di industri rumahan jenang milik Harso Mulyono. Saat didatangi Solopos.com, Selasa (5/7/2016) lalu, karyawannya masih sibuk mengolah jenang hingga pukul 16.00 WIB. Menjelang malam mereka kembali disibukkan dengan kegiatan menyiapkan pesanan.

“Besok [Rabu, 6/7] libur. Kamisnya masuk lagi memenuhi pesanan untuk oleh-oleh,” kata salah satu karyawan Harso, Sarni, 33.

Advertisement

Pesanan indutri jenang yang berdiri sejak tahun 80-an ini melonjak tajam. Mereka bisa memproduksi lebih dari 200 potongan jenang per hari. Masing-masing jenang dihargai berbeda mulai Rp60.000 – Rp75.000 per potong. Sementara itu jumlah permintaan biasanya lebih dari itu.

“Biasanya sehari memproduksi kurang dari itu. Ini sudah ditambah banyak tapi tetap saja kuwalahan. Banyak yang tidak terlayani. Kami sampai menolak-nolak,” kata dia.

Sarni mengatakan setiap Lebaran adalah berkah bagi para pengusaha makanan khas Sukoharjo seperti di tempatnya. Pemudik yang berasal dari berbagai kota besar berdatangan. Ia mengklaim jenang buatannya disebut ngangeni oleh para pemudik sehingga mereka hampir selalu membeli oleh-oleh di sana. Bahkan banyak yang berlangganan sejak belasan tahun lalu.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif