Soloraya
Rabu, 6 Juli 2016 - 12:00 WIB

KEBAKARAN KLATEN : Gara-Gara Kembang Api, Rumah 3 Lantai Terbakar

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi kebakaran (backgroundpictures.org)

Kebakaran Klaten menimpa sebuah rumah 3 lantai di Bayat.

Solopos.com, KLATEN – Api menghanguskan lantai II dan III sebuah rumah sekaligus tempat usaha apotek di Lemah Mireng, Desa Paseban, Bayat, Selasa (5/7/2016) malam. Api diduga berasal dari kembang api.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun di Unit Pemadam Kebakaran Klaten, kebakaran menimpa rumah milik Tanto yang berada di tepi jalan raya Bayat-Cawas. Kebakaran kali pertama diketahui warga yang melintas di depan rumah berukuran sekitar 20 meter persegi tersebut saat menggelar takbir keliling.

Salah satu petugas Pemadam Kebakaran Klaten, Hasan, mengatakan laporan kebakaran diterima sekitar pukul 22.00 WIB. Mendengar laporan tersebut, petugas lantas meluncur ke lokasi kejadian menggunakan dua unit mobil pemadam kebakaran. Beruntung, api cepat dipadamkan sehingga tak meluas ke rumah lain.

Advertisement

Salah satu petugas Pemadam Kebakaran Klaten, Hasan, mengatakan laporan kebakaran diterima sekitar pukul 22.00 WIB. Mendengar laporan tersebut, petugas lantas meluncur ke lokasi kejadian menggunakan dua unit mobil pemadam kebakaran. Beruntung, api cepat dipadamkan sehingga tak meluas ke rumah lain.

“Pemadaman dimulai pukul 22.20 WIB. Pemadaman api selesai pukul 23.15 WIB,” katanya saat ditemui di Unit Pemadam Kebakaran Klaten, Rabu (6/7/2016).

Hasan menjelaskan dari keterangan warga di lokasi kejadian api berasal dari kembang api yang dinyalakan anak-anak di depan rumah tersebut. “Awalnya itu, di depan rumah ada anak menyulut kembang api. Ketika ada warga yang lewat, tahu-tahu melihat api sudah membesar di lantai atas,” jelasnya.

Advertisement

“Untuk rumahnya itu lantai I digunakan sebagai tempat usaha apotek. Sementara, lantai III untuk kamar dan lantai II ruang keluarga. Tidak ada kendala pemadaman meski berbarengan malam takbiran,” ungkapnya.

Sebelumnya, kebakaran juga menimpa sebuah rumah milik Sudadi, 50, warga Dukuh Ngemplak, Desa Dompyongan, Kecamatan Jogonalan, Senin (4/7/2016) malam. Kebakaran terjadi ketika pemilik rumah berada di masjid guna melaksanakan Salat Tarawih.

Salah satu warga, Harmi, menjelaskan kebakaran terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu, ada seorang warga yang melintas dan melihat api sudah membesar di rumah milik Sudadi. Warga lantas berdatangan ke lokasi dan memadamkan.

Advertisement

“Api padam sekitar pukul 22.00 WIB dipadamkan warga menggunakan diesel untuk mengangkat air sungai tak jauh dari rumah korban,” katanya.

Akibat kebakaran itu, satu vespa serta tiga sertifikat tanah yang disimpan di dalam rumah terbakar. Kerugian akibat kebakaran tersebut ditaksir Rp30 juta.

Kapolsek Jogonalan, AKP Ngadino, mengatakan api diduga berasal dari lilin untuk penerangan rumah yang lupa dipadamkan Sudadi. Pria yang tinggal seorang diri memanfaatkan lilin untuk penerangan lantaran tak ada sambungan listrik di rumah yang ia tempati. “Memang tidak ada aliran listrik. Rumah yang berdiri juga berasal dari bantuan.

Advertisement

Sementara, di dalam rumah banyak barang mudah terbakar,” katanya. Atas kebakaran tersebut, kapolsek meminta warga lebih berhati-hati dan teliti ketika meninggalkan rumah. “Dicek dulu sebelum peri dengan memastikan sumber api semuanya sudah mati,” urai dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif