Jogja
Selasa, 5 Juli 2016 - 00:40 WIB

HARGA KEBUTUHAN MASYARAKAT : Daging Sapi dan Bawang Merah Naik Tajam

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang mengiris daging sapi yang dijual di salah satu kios di Pasar Legi, Senin (4/7). Menjelang Lebaran, harga daging sapi naik dari Rp120.000/kg, menjadi Rp150.000/kg. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Hadapi Lebaran harga komoditas bahan pangan di pasar tradisional meningkat tajam.

Harianjogja.com, JOGJA-Dua hari menjelang Lebaran, harga komoditas bahan pangan di pasar tradisional meningkat tajam. Peningkatan terjadi untuk komoditas daging sapi dan bawang merah, sementara gula pasir dan minyak goreng stabil tinggi.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dihimpun Harian Jogja pada pedagang daging sapi di Pasar Kranggan, Senin (4/7/2016), harga daging sapi lokal kualitas 1 mencapai Rp140.000 per kilogram (kg). Biasanya hanya Rp120.000 per kg.

Supriyati, salah satu pedagang, mengaku kenaikan tersebut terjadi sejak Minggu (3/7) lalu. Ia beralasan, kenaikan Rp20.000 tersebut bukan berdasarkan instruksi Paguyuban Pedagang Daging Sapi Segoroyoso (PPDSS) tetapi atas inisiatif para pedagang sendiri.

Advertisement

Supriyati, salah satu pedagang, mengaku kenaikan tersebut terjadi sejak Minggu (3/7) lalu. Ia beralasan, kenaikan Rp20.000 tersebut bukan berdasarkan instruksi Paguyuban Pedagang Daging Sapi Segoroyoso (PPDSS) tetapi atas inisiatif para pedagang sendiri.

“Ini [kenaikan Rp20.000] buat ongkos misahin daging sama tetelan gajih [lemak]-nya. Ini yang bikin lama jadi nguras tenaga. Orang kan cuma butuh dagingnya, tetelan-nya ada yang dibuang,” ujarnya.

Menurutnya kenaikan harga tersebut hanya akan bertahan selama Lebaran, selama permintaan daging sapi meningkat tajam. Saat ini permintaan daging sapi mengalami kenaikan sehingga pedagang membutuhkan banyak waktu dan tenaga untuk memisahkan daging sapi dengan lemak yang masih menempel.

Advertisement

Meski kenaikan harga daging sapi cukup tajam tetapi selama ini belum ada konsumen yang mengeluh. Mereka lebih memilih membeli daging sapi mahal daripada membeli harga Rp120.000 tetapi masih harus membersihkannya sendiri. “Kalau mau beli harga kemarin [Rp120.000] ya bisa, tapi tidak dibersihkan,” lanjutnya.

Komoditas lain yang mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan adalah bawang merah. Meski komoditas ini sempat turun di bawah Rp30.000 tetapi sejak akhir pekan lalu kembali meroket hingga Rp38.000 per kg.

Sugiyati, pedagang sayuran Pasar Kranggan mengatakan kondisi seperti ini sudah biasa terjadi menjelang Lebaran dan harga akan kembali pulih pasca Lebaran. Keuntungan yang diperoleh pun semakin mepet. Strateginya, Sugiyati menjual bawang merah dan bawang putih dalam bentuk kupasan.

Advertisement

Bawang putih misalnya, dari harga Rp31.000, ia mampu menjual bawang putih kupasan dengan harga Rp40.000 per kg. “Lumayan buat tambah untung,” ujar perempuan asal Jongke Tengah, Sinduadi, Mlati, Sleman ini.

Cabai rawit merah dan cabai merah besar juga terpantau naik dari Rp35.000 menjadi Rp40.000. Sementara cabai besar hijau dan cabai lalapan masih stabil.

Selama ini, pemerintah memberikan perhatian besar kepada beberapa komoditas yang andil dalam inflasi daerah, seperti daging sapi, bawang merah, minyak goreng, dan gula pasir. Operasi pasar dan pasar murah sudah dilakukan di beberapa titik namun hingga saat ini belum mampu menekan harga.

Advertisement

Gula pasir di pasar tradisional masih dijual Rp16.000 per kg, minyak goreng kemasan masih di kisaran Rp13.000 per liter, dan minyak goreng curah masih Rp12.000 per kg.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Budi Antono juga sudah mengakui jika upaya menurunkan harga gula pasir belum berhasil. Penyebabnya, pedagang masih menyimpan stok gula pasir yang ia beli sendiri dari distributor di luar perusahaan yang ditunjuk pemerintah sebagai penyelenggara operasi pasar, yakni PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI).

“Ada gula PPI dan ada gula pedagang. Jadi upaya untuk menurunkan harga gula pasir belum berhasil,” kata dia. Gula dari PT PPI dibeli seharga Rp12.000 per kg dan dijual ke konsumen akhir seharga Rp13.000 per kg sementara harga dari pihak luar dijual sampai Rp16.000 per kg. Bernadheta Dian Saraswati

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif