News
Selasa, 5 Juli 2016 - 09:57 WIB

BOM SOLO : Analisis BIN: Pelaku Diduga Anggota ISIS

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seskab Pramono Anung berbisik dengan Kepala BIN Sutiyoso di sela-sela rapat terbatas, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/9/2015). (Istimewa)

Bom Solo, tepatnya di Mapolresta Solo, diduga dilakukan anggota ISIS.

Solopos.com, JAKARTA — Ledakan bom di depan Mapolresta Solo diduga menjadi salah satu rangkaian aksi teror kelompok yang berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Hal ini mengingat terjadinya kasus ini tak lama setelah bom di Istambul, Madinah, dan Jeddah.

Advertisement

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso. Menurutnya, serangan ini tak lepas dari menyebarnya anggota ISIS yang menyerang negara asal mereka masing-masing.

“Ini adalah analisa kami. Ada perubahan starategi global ISIS, di pusat Irak dan Suriah, mereka terdesak, wilayah mereka direbut pemerintah dan sekutu. Akibatnya, isis merubah strategi, menyerang ke negara asal masing-masing, mereka yang pulang negara asal,” kata Sutiyoso melalui sambungan telepon yang ditayangkan Kompas TV, Selasa (5/7/2016).

Kemungkinan serangan ini keterkaitan dengan ISIS ini, kata Sutiyoso, sangat mungkin mengingat sasaran teror di Indonesia memiliki pola yang sama, yaitu menyerang polisi. “ISIS? Itu sangat mungkin,” katanya.

Advertisement

Ditanya mengenai antisipasi, Sutiyoso menampik hal ini menunjukkan aparat kecolongan. Pihaknya sebenarnya telah mencurigai beberapa tempat strategis, namun tak begitu saja dipublikasikan karena teroris bisa menyerang semua tempat kapan saja.

“Kita ada simpatisan ISIS yang belum sempat ke Syria, ada mantan kombatan. Yang paling baik semua informasi masyarakat bisa membantu kita. Ini menjadi mata telinga kita,. Segera laporkan jangan terlambat.”

Saat ini di Mapolresta Solo, seluruh area di sekitar tempat ledakan sudah disterilkan oleh polisi. Area dengan radius 100-an meter tersebut hanya boleh dimasuki oleh polisi yang sedang menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). Wartawan dan masyarakat yang berkerumun kini telah didesak mundur menjauh dari TKP.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif