Soloraya
Minggu, 3 Juli 2016 - 17:30 WIB

Pemuda Sragen Mati di Kolam, 1 Orang Dicurigai Pindahkan Korban

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Personel Tim Identifikasi Polres Sragen menunjukkan kolam ikan tempat tenggelamnya Putra Gautama saat olah kejadian perkara di kompleks kolam ikan milik jemaah Masjid MTA Perumahan Plumbungan Indah, Karangmalang, Sragen, Rabu (29/6/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Pemuda Sragen yang mati di kolam, Putra Gautama, diduga dibawa seseorang ke tempat tertentu.

Solopos.com, SRAGEN — Keluarga korban tenggelam di kolam ikan, Putra Gautama, 18, yang tinggal di Kampung Widoro RT 041/RW 012, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, meminta aparat kepolisian menyelidiki kasus tersebut. Pihak keluarga mencurigai seseorang di balik kematian Putra Gautama yang dinilai tidak wajar.

Advertisement

Desakan itu disampaikan orang tua Putra Gautama, Pambudi Prayoga, 52, saat bertemu Solopos.com di kediamannya, Minggu (3/7/2015) siang. Pambudi sempat memanggil istrinya, Retno Wahyuningsih, 44, dan anak sulungnya, Ratna Kundarika, 22. Mereka membeberkan fakta lisan yang diperoleh dari pengakuan tiga orang saksi yang menolong Putra Gautama saat kejadian, Rabu (29/6/2016) lalu.

Pambudi mengakui bila permintaannya untuk autopsi jenazah anaknya dibatalkan setelah mendapat penjelasan hasil hasil olah kejadian perkara dari kepolisian. Pambudi sendiri yang menandatangani surat pernyataan membatalkan permintaan autopsi itu berdasarkan hasil oleh kejadian perkara sementara. Namun Pambudi masih sangsi dengan penyebab kematian Gauta, sapaan akrab Putra Gautama.

“Dari pengakuan teman-teman yang menolong Gauta, kematian Gauta tidak murni karena tenggelam di kolam. Soalnya Gauta sempat dipindahkan ke tempat lain. Ada dua versi pengakuan, yakni di belakang rumah warga di pinggir sawah dan di semak-semak pinggir kolam. Teman-teman Gauta mencurigai satu orang yang sempat membawa Gauta ke tempat tertentu itu,” kata Pambudi.

Advertisement

Pambudi menyebut satu orang tersebut berinisial S. Dia menjelaskan sebenarnya ada enam orang termasuk Gautama yang mencari belut sekaligus memancing ikan di kolam milik jamaah Majelis Tafsir Alquran (MTA) di kompleks Perumahan Plumbungan Indah, Karangmalang. Pambudi mengatakan dari lima saksi yang bersama Gauta ternyata polisi baru meminta keterangan empat orang saksi.

“Satu orang saksi itu juga ikut mengantar Gauta ke RSI Amal Sehat. Dari fakta ini, kami curiga ada indikasi tidak wajar atas kematian Gauta. Bila polisi bisa mengungkap fakta yang mengarah pada indikasi tindak pidana, saya mengizinkan jenazah anak saya diautopsi. Kami percaya kepada aparat kepolisian bisa mengungkap kasus itu,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif