Soloraya
Minggu, 3 Juli 2016 - 21:00 WIB

Inilah Kejanggalan-Kejanggalan Kasus Pemuda Sragen Mati di Kolam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Identifikasi Polres Sragen memeriksa jenazah Putra Gautama, 18, pemuda asal Widoro RT 041/RW 012, Sragen Wetan, yang diduga tenggelam di kolam ikan milik jemaah Masjid MTA Perumahan Plumbungan Indah, Karangmalang, Sragen, Rabu (29/6/2016) pagi. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Pemuda Sragen yang mati di kolam, Putra Gautama, dinilai mengalami banyak kejanggalan.

Solopos.com, SRAGEN — Keluarga korban tenggelam di kolam ikan, Putra Gautama, 18, yang tinggal di Kampung Widoro RT 041/RW 012, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, curiga kematian itu tidak wajar. Mereka mengungkapkan sejumlah fakta janggal yang ditemukan keluarga.

Advertisement

Kakak Gauta, Ratna Kundarika, menyampaikan fakta yang menurutnya janggal saat visum luar yang dilakukan tim Polres Sragen dan dokter saat di kamar mayat RSI Amal Sehat. Dia mengisahkan saat dicek dari bagian kepala hingga kaki bagian depan tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Saat memeriksa tubuh bagian belakang, kata dia, tubuh jenazah Gauta dimiringkan dan saat itulah keluar darah dari hidungnya.

“Ya, darah segar yang keluar dari hidungnya. Dokter juga mencurigai ada hal yang tidak wajar di bagian belakang kepala adik saya. Bahkan dokter mengacungkan jari jempol saat mendengar rencana keluarga untuk mengautopsi Gauta. Tetapi rencana itu diurungkan setelah mendengar hasil olah kejadian perkara dari polisi,” ujar Ratna yang diamini ibunya, Retno, di rumah mereka, Minggu (3/7/2015).

Retno menambahkan fakta lainnya perut Gauta juga tidak ada airnya. Dia mengatakan tubuhnya bersih hanya di bagian bekalang kepala Gauta yang terdapat lumpur. Sampai sekarang, Retno berharap hasil visum luar itu bisa disampaikan ke keluarga.

Advertisement

Sementara itu, Kapolsek Karangmalang AKP Agus Irianto mewakili Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso menyatakan aparat Polsek Karangmalang masih menyelidiki kasus kematian Putra Gautama. Dia mendengar pihak keluarga menemukan indikasi lain dari peristiwa tenggelamnya Putra Gautama di kolam ikan itu.

“Awalnya minta autopsi kemudian dibatalkan. Kalau hasil visum itu memang untuk polisi dan sampai sekarang belum keluar. Kasus pencuriannya tidak ditindaklanjuti karena warga sudah tidak mempermasalahkan itu. Soal darah yang keluar dari hidung korban ya memang benar. Hal itu biasa karena paru-paru korban pecah karena tenggelam. Darah itu keluar saat tubuh jenazah di balik,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif