Jogja
Minggu, 3 Juli 2016 - 20:20 WIB

DAGING IMPOR : Hore, Daging Batal Didistribusikan di Bantul

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa)

Daging impor tak masuk pasar Bantul.

Harianjogja.com, BANTUL- Daging sapi impor untuk mencukupi kebutuhaan saat Lebaran batal didistribusikan di wilayah Kabupaten Bantul, pasalnya tidak adanya kendaraan mobil pengankut yang memiliki pendingin suhu atau mobil cool storage menjadi kendala utamanya.

Advertisement

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul, Sulistyanto mengatakan Kabupaten Bantul sebenarnya mendapatkan jatah daging impor dari pemerintah pusat. Namun untuk menjaga kualitas daging dalam pendistribusian harus menggunakan mobil dengan lemari pendingin dan Bulog DIY belum memiliki armada tersebut maka pendistribusian di Bantul dibatalkan.

“Sebenarnya kita mendapat jatah satu ton daging, namun karena tidak adanya kendaraan jadi batal,” ujar Sulistyanto, Sabtu (2/7/2016).

Advertisement

“Sebenarnya kita mendapat jatah satu ton daging, namun karena tidak adanya kendaraan jadi batal,” ujar Sulistyanto, Sabtu (2/7/2016).

Program impor daging tersebut merupakan kebijakan dari pemerintah pusat guna mencukupi kebutuhan daging yang meningkat selama Ramadan dan Lebaran, karena selama ini ketersediaan daging sapi lokal tampaknya belum mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan dari masyarakat.

Dikatakannya, karena batalnya pendistribusian daging impor tersebut maka saat operasi pasar yang diadakan oleh pemerintah kabupaten masih menggunakan daging sapi lokal. “Jadinya kemarin saat operwasi pasar daging lokal yang dijual dengan harga Rp 95.000 sangat laris dibeli,” katanya.

Advertisement

Hanya Supermarket yang Menyediakan Daging Impor

Sulis juga menambahkan, seperti tahun-tahun sebelumnya permintaan dan konsumsi daging masyarakat akan meningkat menjelang Lebaran, bahkan peningkatannya akan mencapai 100 persen. Di Bantul selama ini konsumsi daging rata-rata dua ton per hari atau hanya sekitar 40 persen saja dari ketersediaan daging di tempat penyembelihan hewan.

“Dengan demikian daging impor beku hanya tersedia di supermarket saja, tidak di pasar-pasar tradisional,” katanya.

Advertisement

Sementara itu menurut salah satu pedagang daging sapi di Pasar Bantul, Suyati mengatakan adanwya program pemerintah tersebut tidaklah menjadi permasalahan bagi pedagang. Menurutnya meskipun harga daging sapi lokal jauh lebih mahal, masyarakat ternyata juga lebih menyukai daging sapi segar dikarenakan daging sapi yang lebih segar.

“Dengan melihat kualitas daging, masyarakat pasti akanlebih memilih daging sapi lokal meskipun harganya jauh lebih mahal,” ujarnya.

Saat ini harga daging sapi menjelang Lebaran juga masih stabil, daging sapi dengan kualitas nomor satu dijual dengan harga Rp 115.000 per kilonya. Sementara untuk daging sapi kualitas nomor dua dijual dengan harga Rp 100.000 per kilonya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif