Jateng
Sabtu, 2 Juli 2016 - 11:50 WIB

VAKSIN PALSU : Wali Kota Jamin Semarang Bebas Vaksin Palsu

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi ampul-ampul berisi vaksin (JIBI/Solopos/Reuters)

Vaksin palsu disikapi Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi dengan mengecek instalasi farmasi Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menjamin puskesmas dan rumah sakit pemerintah kota (pemkot) aman dari peredaran vaksin palsu. Untuk itu, Hendrar Prihadi menghimbau kepada semua warga Kota Semarang tidak risau dengan isu vaksin palsu untuk bayi yang menghiasi pemberitaan nasional.

Advertisement

“Vaksin yang ada di jaringan puskesmas dan rumah sakit milik Pemkot Semarang adalah vaksin asli yang pengadaannya langsung dari produsen dan melewati e-catalog yang support resmi,” tegasnya sebagaimana dipublikasikan Semarangkota.go.id, Selasa (28/6/2016).

Hendi—panggilan akrab Hendrar Prihadi—diklaim telah mengecek langsung instalasi farmasi milik Dinas Kesehatan Kota Semarang di Jl. Seteran Utara, Kecamatan Semarang Tengah. Didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Widoyono, dia  melihat persediaan obat dan vaksin polio yang disimpan dengan rapi dan aman di ruang pendingan khusus.

Dia menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan melakukan pendataan dan informasi kabar adanya tersangka di Kota semarang yang menyebarkan vaksin palsu. “Inventarisasi vaksin akan dilakukan ditempat prakterk pribadi maupun klinik swasta, jika ditemui vaksin palsu agar segera diganti yang asli,” tandasnya.

Advertisement

Hendi menambahkan apabila ada warga yang ragu akan vaksin terhadap anaknya antara 2003 sampai 2015, bisa langsung mengunjungi puskesmas untuk divaksin ulang dan gratis.

Sementara itu, dr. Widoyono menyatakan vaksin yang dipalsukan kebanyakan vaksin impor yang mahal harganya dan berada di rumah sakit swasta.  “Kebanyakan vaksin yang dipalsu itu yang mahal, banyak di rumah sakit swasta yang mahal terdapat peredaran vaksin palsu,” ungkap dia.

Sebenarnya, imbuh Widoyono, vaksin palsu itu tidak berbahaya secara kesehatan, kalau berbahaya mesti tidak bertahan sampai 13 tahun lebih karena jika ada kejadian langsung dapat diketahui dan ditangkap polisi. Di samping itu vaksin palsu yang beredar berdasarkan komposisinya berisi oplosan dari antibiotik dan cairan infus sehingga tidak berbahaya, tapi yang berbahaya justru proses pembuatannya.

Advertisement

”Kalau vaksin Biofarma yang ada di instalasi farmasi Dinas Kesehatan semua diproduksi secara steril,” tandas dia.

Kalau ada masyarakat ada ragu terhadap vaksin yang pernah diberikan kepada anaknya, ujar dia,  agar ke Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk diberikan vaksin ulang. ”Vaksin yang kami berikan terjamin keasliannya. Sesuai instruksi dari wali kota diberikan gratis,” imbuh dia.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif