Soloraya
Jumat, 1 Juli 2016 - 01:30 WIB

PENDAPATAN SOLO : Tarif Retribusi Tirtonadi Naik, Pelayanan Penumpang akan Ditingkatkan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon penumpang bus di peron Terminal Tirtonadi, Solo, Rabu (22/7/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Pendapatan Solo, Pemkot menaikkan tarif retribusi terminal Tirtonadi.

Solopos.com, SOLO–Tarif retribusi untuk jasa ruang tunggu penumpang (peron), sewa kios, serta parkir angkutan antar jemput (travel) di Terminal Tirtonadi, mulai Sabtu (2/7/2016) pukul 00.00 WIB dini hari resmi dinaikkan.

Advertisement

Kenaikan tarif retribusi diatur lewat Perda No. 5/2016 tentang Perubahan atas Perda No.9/2011 tentang Retribusi Daerah. Besarnya kenaikan bervariasi. Untuk jasa ruang tunggu penumpang, kenaikan tarif mencapai dua kali lipat atau Rp500/orang menjadi Rp1.000/orang.

Sedangkan sewa kios ditentukan kenaikannya dari Rp250/m2/hari menjadi Rp350/m2/hari. Untuk jasa parkir travel setiap kali masuk (maksimal 2 jam, setiap 2 jam kelebihan dikenakan tambahan tarif 50% dari retribusi), ditetapkan dari Rp2.500 menjadi Rp3.000.

Kepala UPTD Terminal Tirtonadi, Eko Agus Susanto, menjelaskan kenaikan tiga jenis retribusi di tempatnya telah disosialisasikan jauh-jauh hari. Disebutkannya, kenaikan retribusi wajar. Pasalnya semenjak kelar direnovasi akhir tahun lalu, Terminal Tirtonadi sudah dilengkapi berbagai fasilitas memadai di antaranya pendingin udara, masjid, toilet gratis, serta penataan kios yang lebih lapang.

Advertisement

“Kami sudah memasang spanduk pengumuman di sejumlah titik. Intinya tarif jasa ruang tunggu naik Rp500/orang mulai 1 Juli pukul 00.00 WIB. Pemilik kios dan travel juga sudah kami berikan surat edaran,” terang Eko saat ditemui di kantornya, Kamis (30/6/2016).

Eko menjanjikan peningkatan retribusi bakal diikuti peningkatan kualitas pelayanan bagi penumpang di Terminal Tirtonadi. “Nantinya ruang tunggu akan kami tambah dengan sofa dan fasilitasnya biar pengunjung makin nyaman. Tahun depan kami menggagas ada ruang transit yang dilengkapi dengan toilet VIP. Itu rencananya bareng dengan pengembangan lantai dua oleh Pemkot,” jelasnya.

Selain bagi penumpang, pengelola terminal tipe A tersebut juga bakal melengkapi fasilitas tambahan untuk pengemudi bus. Selama ini retribusi JRT menyumbang PAD terbesar bagi terminal. Tahun lalu pendapatan dari sektor retribusi ruang tunggu mencapai Rp1,9 miliar.

Advertisement

“Setelah Lebaran, akan dibuat ruang istirahat sopir. Di dekatnya ada fasilitas tempat cuci  bus dan bengkel. Untuk bengkel, tarif disesuaikan dengan kerusakan. Sedangkan untuk cuci bus, sesuai Perda ditetapkan tarif Rp10.000 untuk bus kecil dan Rp15.000 untuk bus besar,” bebernya.

Disinggung soal rasionalisasi pendapatan daerah setelah ada kenaikan retribusi, Eko menjelaskan target pendapatan dari Terminal Tirtonadi turut dinaikkan Rp300 juta. “Semula target kami Rp5,524 miliar. Sejak ada kenaikan targetnya direvisi Rp5,824 miliar. Saya kira bisa mencapai target karena kenaikan kali ini juga berbarengan dengan prediksi puncak mudik Lebaran,” kata dia.

Sementara itu, salah seorang penumpang bus di Terminal Tirtonadi, Eva Sulandari, 37, mengaku tidak menyoalkan kenaikan tarif retribusi jasa ruang tunggu atau peron. “Enggak apa-apa naik sedikit begitu. Sekarang kan terminal jadi adem dan bersih,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif