Soloraya
Jumat, 1 Juli 2016 - 12:15 WIB

MUDIK 2016 : H-5, Truk Pasir Masih Nekat Melintas

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi truk galian C (Dok/JIBI)

Mudik 2016 memasuki H-5 Lebaran, truk pasir masih nekat melintas di Boyolali.

Solopos.com, BOYOLALI—Truk bermuatan pasir masih banyak melintas di jalur-jalur utama dan jalur mudik pada H-5 Lebaran, Jumat (1/7/2016).

Advertisement

Truk-truk pasir itu terpantau masih melintas di jalur Semarang-Solo serta jalur Randusari-Kopen yang merupakan jalur alternatif Boyolali-Klaten. Meskipun volume truk bermuatan pasir yang melintas berkurang dari hari biasanya, namun pemerintah telah menginstruksikan agar truk bermuatan material bahan bangunan tidak beroperasi mulai H-5 Lebaran. Tidak hanya truk pasir, truk gandeng juga terpantau melintasi jalur mudik utama Semarang-Solo.

Seperti diketahui, berdasarkan kebijakan Kementerian Perhubungan, kendaraan angkutan barang dilarang beroperasi di jalan nasional baik jalan non tol maupun jalan tol, mulai Jumat hingga Minggu (10/7/2016).

Advertisement

Seperti diketahui, berdasarkan kebijakan Kementerian Perhubungan, kendaraan angkutan barang dilarang beroperasi di jalan nasional baik jalan non tol maupun jalan tol, mulai Jumat hingga Minggu (10/7/2016).

Kebijakan itu berlaku bagi kendaraan pengangkut bahan bangunan, kereta tempelan, truk gandeng, kendaraan kontainer, serta kendaraan pengangkut barang dengan sumbu lebih dari dua.

Sedangkan truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM), ternak, sembako, pupuk, susu, barang antaran pos, truk pengangkut motor untuk program gratis, masih diperbolehkan beroperasi.

Advertisement

“Apabila terjadi pelanggaran dilakukan oleh perusahaan angkutan tersebut akan ditindak. Untuk di wilayah Boyolali kendaraan tersebut akan kami kandangkan di markas atau di rest area sampai boleh beroperasi,” kata Yuna.

Truk angkutan barang kerap menjadi biang kemacetan karena laju kendaraan tersebut cenderung pelan. Jika angkutan barang tetap beroperasi saat arus mudik, dikhawatirkan memicu kemacetan panjang.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Boyolali, Bony Facio Bandung, mengatakan selain truk pengangkut kebutuhan bahan pokok seperti sembako, kontainer pengangkut barang ekspor dan impor dari dan ke Pelabuhan Tanjung Emas, Tanjung Perak, dan Pelabuhan Soekarno-Hatta yang telah mendapatkan izin dari kepala dinas provinsi setempat, masih diperbolehkan beroperasi.

Advertisement

Pada bagian lain, hingga Jumat kemarin, arus mudik di wilayah Boyolali belum meningkat signifikan. Berdasarkan pantauan di beberapa pos pengamanan, kendaraan pribadi dari luar kota mulai melintasi wilayah Boyolali namun jumlahnya belum meningkat signifikan. Arus lalu lintas di persimpangan-persimpangan jalur mudik utama juga terpantau lancar.

Satlantas memprediksi kepadatan atau puncak arus mudik bakal terjadi Minggu-Senin (3-4/7/2016).

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif