Soloraya
Kamis, 30 Juni 2016 - 17:17 WIB

PABRIK VAKSIN PALSU : Ibu-ibu di Solo Khawatir Vaksin di RS Swasta

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Pabrik vaksin palsu yang telah beroperasi bertahun-tahun berhasil dibongkar petugas.

Solopos.com, SOLO—Sejumlah ibu di Kota Solo masih waswas saat ingin memvaksin anak balitanya di rumah sakit (RS) swasta. Maraknya informasi soal vaksin palsu membuat para ibu memilih menunda vaksinasi. Terakhir vaksin palsu dikabarkan merambah Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Advertisement

Seorang ibu muda, Dhita, 30, mengatakan anak balitanya akan menjalani imunisasi wajib ketiga pada bulan ini. Sebelumnya dia memvaksin anaknya di RS swasta di Solo. Dhita mengaku khawatir melanjutkan vaksinasi setelah mendengar kabar vaksin palsu sudah merambah Jateng.

“Kalau di Jogja kan sudah ada pengecekan dari dinas maupun BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) di RS swasta sampai klinik-klinik. Di Solo saya belum tahu pengawasannya seperti apa,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (30/6/2016).

Dhita mengatakan kasus vaksin palsu menjadi pembicaraan hangat di kalangan ibu-ibu baik di lingkungan maupun media sosial (medsos). Menurut dia, informasi yang simpang siur membuat sebagian ibu khawatir memvaksin anaknya di RS swasta langganan. Dia berencana beralih ke puskesmas untuk imunisasi sang buah hati.

Advertisement

“Masalahnya tidak setiap hari puskesmas bisa melayani imunisasi. Mau pindah ke RS pemerintah aksesnya jauh,” tuturnya.
Ibu lain, Atik, 35, mengaku rutin melakukan vaksinasi sejak anak balitanya berusia nol tahun.

Vaksinasi yang tidak wajib pun diberikan pada anaknya. Dengan kabar vaksin palsu yang sudah merambah Jateng dan Jogja, dia menjadi was-was saat imunisasi. “Dulu imunisasi wajib sampai yang hanya anjuran saya ikuti. Ibu-ibu lain di lingkungan saya juga sama. Saya kaget sekali kok baru sekarang ada kabar vaksin palsu,” tutur warga Laweyan itu.

Dia meminta pemerintah memberi kepastian berupa informasi yang cukup mengenai kabar vaksin palsu lewat puskesmas dan posyandu. Hal itu menurutnya perlu agar masyarakat tidak khawatir berlebihan.

Advertisement

Anggota Komisi IV DPRD, Reny Widyawati, mendorong Pemkot proaktif mengecek fasilitas kesehatan (faskes) seperti rumah sakit dan klinik untuk mengantisipasi peredaran vaksin palsu. Menurut Reny, Pemkot tidak dapat berpangku tangan meski telah memastikan distribusi vaksin selama ini telah dikunci Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo. DKK telah menjamin Solo bebas dari peredaran vaksin palsu.

“DKK tetap perlu turun ke lapangan, minta pihak faskes melaporkan jika ada temuan vaksin yang mencurigakan. Koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga penting. Apalagi peredaran vaksin tersebut sudah masuk Jateng dan Jogja,” ujarnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif