Soloraya
Kamis, 30 Juni 2016 - 10:00 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Saluran Air Bawah City Walk Kapten Mulyadi Penuh Sedimen

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - bergotong royong

Infrastruktur Solo, city walk Kapten Mulyadi memprihatinkan.

Solopos.com, SOLO–Saluran air yang membujur di bawah city walk Jl. Kapten Mulyadi, Pasar Kliwon, Solo kini dipenuhi sedimen.

Advertisement

Kondisi tersebut disampaikan Ketua RW 011 Kelurahan Pasar Kliwon, Muhammad Havidz, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (29/6/2016). Dia mengetahui saluran air di bawah city walk Jl. Kapten Mulyadi penuh dengan sedimen setelah mendapat laporan dari para pekerja proyek P2KKP (kini Kotaku) mengecek sejumlah saluran air pendukung di wilayah perkampungan belum lama ini.

“Ada genangan dari di sejumlah parit di wilayah perkampungan. Air tersebut tidak mengalir lancar ke arah saluran air di bawah city walk. Saluran air di bawah city walk sudah dipenuhi walet. Keberadaan walet tentu mengancam terjadinya penyumbatan air. Walet mendesak dikeruk,” terang Havidz.

Havidz menyampaikan material lumpur dan pasir bahkan telah menutup seperempat bagian saluran air di bawah city walk Jl. Kapten Mulyadi. Menurut dia, saluran air di bawah city walk Jl. Kapten Mulyadi berbentuk silinder berdiameter 1 meter (m). Havidz menerangkan saluran air di bawah city walk Jl. Kapten Mulyadi mempunyai panjang 800 m, terbentang dari simpang empat Baturono sampai simpang empat Pasar Kliwon.

Advertisement

“Saluran air yang berada di bawah paving membuat warga sulit memantau. Lumpur dari berbagai parit di permukiman telah mengendap di saluran air di bawah city walk. Kondisi tersebut membuat warga waswas setiap kali hujan. Air dari permukiman warga tidak mengalir lancar menuju anak Kali Jenes. Waktu banjir kemaren [pertengahan bulan lalu] simpang empat Baturono ke timur juga banjir. Jadi semua drainase harus dikeruk,” ujar Havidz.

Ketua Bidang Lingkungan Kotaku Kelurahan Pasar Kliwon, Hengki Abdullah Machrus, 55, menjelaskan penataan Jl. Kapten Mulyadi, termasuk saluran air di bawah city walk menjadi wewenang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. Dia bersaksi saluran air di bawah city walk Jl. Kapten Mulyadi tidak pernah dibersihkan selama lebih dari lima tahun. Hengki berharap pemerintah segera mengembalikan fungsi saluran air agar membebaskan warga dari ancaman banjir.

“Pembersihan saluran air tidak bisa dilakukan oleh warga sendiri. Pemerintah harus turun tangan. Kalau membongkar city walk, saya rasa terlalu sulit. Sebaiknya endapan di anak Kali Jenes dikeruk. Jadi air dari saluran air di bawah city walk peninggalan Belanda itu bisa hilang [mengalir] perlahan ke anak Kali Jenes. Ini upaya mengatasi permasalahan banjir di Pasar Kliwon,” jelas Hengki.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif