Soloraya
Kamis, 30 Juni 2016 - 01:30 WIB

BANJIR SOLO : BPBD Minta 16 Kelurahan Data Kerugian

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota TNI dari Grup 2 Kopassus, dan Kodim 0735/Solo, dibantu warga bekerja bakti membersihkan sampah yang terbawa banjir di kawasan pintu air Butuh, Gandekan, Jebres, Solo, Senin (20/6/2016). Pembersihan sampah yang menumpuk di kawasan tersebut untuk antisipasi agar tidak mengganggu kinerja pompa air pengendalian banjir. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Banjir Solo, BPBD mengeluarkan SE tentang pendataan kerugian akibat banjir.

Solopos.com, SOLO–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo dalam waktu dekat akan melayangkan surat edaran (SE) terkait pendataan kerugian akibat bencana banjir yang terjadi pada Sabtu-Minggu (18-19/6/2016).

Advertisement

Kepala Pelaksana Harian BPBD Solo, Gatot Sutanto, mengatakan setelah Pemkot Solo mencabut masa tanggap darurat bencana banjir pada Minggu (26/6/2016), langsung melakukan inventarisasi bantuan yang masuk dan melakukan pendataan kerugian. Inventarisasi bantuan bencana sudah hampir selesai setelah itu akan dilaporkan ke Wali Kota Solo.

“Kami akan mempertanggungjawabkan semua bantuan yang masuk kepada publik. Bantuan yang tersisa akan dijadikan stok logistik BPBD jika terjadi bencana banjir lagi,” ujar Gatot saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu ( 29/6/2016).

Gatot mengatakan BPBD tidak bisa sendirian melakukan perhitungan kerugian akibat bencana banjir sehingga harus melibatkan kelurahan. Dari hasil pendataan terabaru ada 16 kelurahan di Solo terdampak akibat banjir. Sebelumnya hanya ada 15 kelurahan tetapi setelah dilakukan pendataan ulang, Kelurahan Tipes ternyata juga terkena banjir.

Advertisement

“Kami akan mengirimkan SE kepada 16 kelurahan di Solo yang terkena banjir agar menghitung kerugian,” kata Gatot.

Ia mengatakan tujuan utama menghitung kerugian tidak untuk mendapatkan ganti rugi tetapi inventarisasi sekaligus melakukan analisis dampak akibat banjir. Hasil analisis tersebut nantinya bisa dijadikan bahan evaluasi dan antisipasi Pemkot Solo dalam menghadapi banjir kedepannya.

Menurut Gatot, wilayah Joyotakan, Serengan paling parah terdampak banjir dibandingkan 15 kelurahan lainnya. Di Joyotakan terdapat dua sungai anak Begawan Solo yakni Kali Wingko, Sukoharjo dan Sungai Tanggul. Dua sungai tersebut sudah di talut tetapi tetap terjadi banjir.

Advertisement

“Banjir di Joyotakan terjadi akibat air kedua sungai anak bengawan Solo masuk melalui jalan raya dan meluber ke perkampungan. Kami akan menambah pompa air agar ketika air masuk tidak sampai merendam rumah,” kata dia.

Sementara itu, Lurah Joyotakan, Purbowinoto, mengaku sampai sekarang belum ada satu pun warga yang melaporkan kerugian akibat bencana. Sebagian besar aset warga yang terkena banjir berupa perabotan rumah tangga dan mebeler seperti kursi dan meja.

“Kerusakan rumah dan jalan di Joyotakan akibat banjir tidak ada. Kami siap melakukan pendataan kerugian jika pemkot memintanya,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif