Wisata Pati menawarkan berbagai tujuan dengan daya tarik yang khas.
Semarangpos.com, PATI — Musim libur Lebaran segera tiba. Setelah bermaaf-maafan, lazimnya keluarga yang telah lama tak bersua bakal berkunjung ke tempat-tempat wisata. Daya tarik wisata di Kabupaten Pati, Jawa Tengah bisa menjadi alternatif tujuan wisata Anda.
Pati merupakan tempat lahir banyak tokoh nasional, seperti K.H. Sahal Mahfudz, Kwik Kian Gie, Marwan Ja’far (Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi), Komjen Pol. Waseso (Kepala BNN), dan lainnya. Pati sering disebut terkait dengan asal tokoh-tokoh yang menjadi news maker dan narasumber media massa itu.
Selebihnya, Pati merupakan daerah pertanian, luasnya tidak sampai 1.500 km2. Namun, saat mudik Lebaran, banyak tokoh yang pulang kampung ke Pati. Lazimnya keluarga lainnya, mereka pada umumnya juga berwisata setelah tuntas bermaaf-maafan.
Lalu apa saja daya tarik wisata yang bisa menjadi tujuan berekreasi kala berkunjung ke Pati? Berikut ini catatan kantor Berita Antara tentang 10 destinasi wisata di Pati yang disebut oleh Menteri Pariwisata memiliki keberagaman dari wisata alam, wisata religi, dan wisata sejarah.
Air terjun yang terletak di Desa Jeahi, Kecamatan Gunungwungkal ini memang menyuguhkan keindahan yang memesona. Guyuran air yang jatuh dari ketinggian 75 m, membuat pengunjung tak akan bisa berkata-kata untuk mengungkapkan keindahannya. Air yang jatuh dari puncak air terjun ini juga tidak akan berkurang debitnya meski musim kemarau datang. Jadi jangan sampai terlewatkan saat berada di Pati.
Mitos gua ini erat sekali hubungannya dengan tokoh Semar yang merupakan sesepuh Punakawan dalam cerita pewayangan. Menurut cerita yang turun temurun, dulunya, di gua inilah Semar sempat beristirat dan bersemedi. Selain banyak dikunjungi oleh para pelaku spiritual maupun masyarakat awam yang hanya ingin berekreasi, gua ini juga banyak dikunjungi oleh para pecinta alam mengingat di sekitar gua terdapat berbagai lokasi yang enak digunakan untuk berkemah dan panjat tebing.
Masjid Baitunnur ini terletak di sisi sebelah barat alun-alun kota atau yang lebih dikenal sebagai simpang lima. Di sebelah kiri Masjid Agung Baitunnur, tepat di sisi utara alun-alun, terdapat Kantor Bupati Pati dan Gedung DPRD Kabupaten Pati. Masjid Agung Baitunnur memiliki arsitektur yang unik. Di samping kiri masjid menjulang menara tunggal yang terpisah dengan bangunan utama masjid. Di sebelah belakang masjid berdiri Gedung Islamic Centre yang bergandengan dengan tempat wudu dan kamar mandi. Keunikannya, antara masjid dan tempat wudu dihubungkan dengan teras dan kolam yang sama-sama berdasarkan tatanan batu-batu kecil.
Masjid Agung Baitunnur dibangun oleh Raden Adipati Aryo Condro Adinegoro (Raden Bagus Mita). Dia memegang kekuasaan antara tahun 1829-1895. Pembangunan Masjid Baitunnur ini dimulai pada tahun 1845. Dahulu atap masjid berundak seperti Masjid Agung Demak dan masjid-masjid kuno di Jawa Tengah yang dibangun oleh para wali. Masjid tidak memiliki kubah, tetapi seperti cungkup berundak khas yang terdapat di rumah-rumah Jawa kuno.
Nah, kalau tempat yang satu ini sangat cocok bersama anak-anak kecil. Di sini terdapat berbagai wahana yang siap menemani bermain air. Arena bermain air ini terletak di depan jalan pantura, yaitu jalur jalan Juwana-Rembang Km 8 di Desa Bumimulyo, Kecamatan Batangan.