Jogja
Rabu, 29 Juni 2016 - 19:55 WIB

RAMADAN 2016 : Sampah Rumah Tangga Meningkat, Terutama Ampas Kelapa

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aktivitas pemungut sampah yang mengumpulkan sampah di Depo Sampah Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman, Senin (27/6/2016). (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Ramadan 2016 di Sleman,sampah rumah tangga meningkat

Harianjogja.com, SLEMAN – Bulan Ramadan para pemungut sampah rumah tangga harus bekerja lebih ekstra untuk mengangkut ke sejumlah depo. Volume sampah dari setiap rumah rata-rata meningkat.

Advertisement

Salahsatu tukang pemungut sampah, Tholib menjelaskan adanya peningkatan volume sampah selama bulan Ramadan dibandingkan dengan hari-hari biasa. Ia mencontohkan semakin banyak ditemukan sampah organik di tempat penampungan rumah tangga.

Selain itu setiap pagi rata-rata bak penampungan tiap kepala keluarga (KK) dipenuhi sampah. Dari biasanya memungut dua gang di perumahan namun gerobak sampahnya belum penuh, namun saat bulan Ramadan selalu penuh.

“Sangat terasa peningkatannya. Dari sebelumnya jarang ada ampas kelapa sekarang selalu ada tiap bak,” terangnya saat ditemui Harianjogja.com akhir pekan lalu di Depo Sampah Ambarukmo, Caturtunggal, Depok, Sleman.

Advertisement

Tholib setiap hari memunguti sampah di empat RT tepatnya di RW 02 Gowok Caturtunggal. Ia diberikan honor oleh warga setiap bulannya sehingga dirinya tidak perlu membayar ke depo karena sudah dibayar oleh warga.

Dalam sehari ia memungut hingga dua kali gerobak sampah. “Saya tinggal ambil saja lalu diberi honor,” kata warga RT02 Caturtunggal ini.

Pemungut sampah lainnya, Radal juga mengemukakan adanya peningkatan volume sampah di sejumlah KK yang ia tangani. Ia tidak hanya menemukan sampah organik yang meningkat namun juga sampah non organik seperti plastik.

Advertisement

“Memang terasa sekali, kerjanya harus lebih karena sampahnya lumayan banyak. Tetapi biasanya tetap saya target dua kali dalam sehari jadi pagi sama sore mengambil,” jelasnya.

Namun sistem pembayaran berbeda denga Tholib yang diberi honor warga. Radal menarik secara mandiri tiap KK dengan nominal antara Rp20.000 hingga Rp25.000. Kemudian ia yang membayarkan sendiri kepada depo sampah atas pemanfaatan penampungan sampah sebesar Rp1,1 juta per bulan.

Pria yang bekerja memungut sampah sejak 1992 ini mengaku tengah menangani lebih dari 100 KK. Setiap Ramadan memang terkenal adanya peningkatan volume sampah. “Kalau lebaran kadang ada satu rumah yang banyak tetapi ada juga yang tidak ada sampahnya karena pada mudik,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif