Soloraya
Rabu, 29 Juni 2016 - 17:40 WIB

PENEMUAN MAYAT SRAGEN : Keluarga Pemandu Karaoke Tolak Autopsi Jenazah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penemuan mayat (JIBI/Solopos/Dok)

Penemuan mayat Sragen, keluarga Sri Wahyuni menolak autopsi jenazah.

Solopos.com, SRAGEN–Keluarga Sri Wahyuni, 17, seorang pemandu karaoke atau lady companion (LC) yang ditemukan tewas di tempat indekos temannya di Kampung Cantel Kulon, Sragen Kulon, Sragen, menolak tawaran polisi untuk mengautopsi jenazah.

Advertisement

Kapolsek Kota Sragen AKP Suseno mewakili Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso mengatakan pihak keluarga sudah menerima kematian Sri Wahyuni sehingga mereka menolak autopsi terhadap jenazah. Polisi menawarkan supaya jenazah diautopsi untuk mengetahui penyebab kematian Sri Wahyuni. Penyebab kematian Sri Wahyuni sejauh ini masih simpang siur.

Menurut penuturan temannya, pelajar SMA itu meninggal dunia beberapa saat setelah penyakitnya epilepsinya kambuh. Namun, beredar rumor apabila Sri Wahyuni mengalami overdosis.

”Pihak keluarga menjelaskan korban punya riwayat penyakit yang mengharuskan dia rajin minum obat. Sejak 16 Juni lalu, dia sudah tidak mau minum obat. Keluarga sudah menyadari dan menerima takdir tersebut,” jelas Suseno kepada Solopos.com, Rabu (29/6/2016).

Advertisement

Sebelumnya diberitakan, Sri Wahyuni, 17, seorang pemandu karaoke asal Tempurejo, Ngerambe, Ngawi, itu mengembuskan napas terakhir diduga karena penyakit epilepsinya kambuh. Cerita bermula ketika Sri Wahyuni bersama temannya sesama LC, Putri Handayani, 17, pulang kerja dari tempat karaoke di kawasan Masaran pada Selasa dini hari. Mereka lalu mampir di indekos temannya Anggoro di Kampung Cantel Kulon. Keduanya lalu tidur di indekos itu hingga Selasa pagi.

“Saat itu, Mas Anggoro sudah pergi bekerja. Saya tidur di samping dia. Posisi dia tengkurap. Tiba-tiba dia kejang-kejang. Saya kaget lalu berusaha membalikkan badannya. Namun, dia langsung tidak sadarkan diri,” kata Putri yang juga warga Ngerambe saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Mengetahui temannya tidak sadarkan diri, Putri lantas meminta bantuan temannya. Dia masih bingung antara menunggu temannya itu siuman atau membawanya ke rumah sakit. Setelah beberapa jam ditunggu, ternyata Sri Wahyuni tidak juga siuman. Putri baru menyadari Sri Wahyuni sudah mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 11.00 WIB.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif