Jogja
Rabu, 29 Juni 2016 - 03:21 WIB

PENCEMARAN LINGKUNGAN : Konsentrasi Timah di Jogja Tinggi, Apa yang Harus Dilakukan?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pencemaran (Dok/JIBI/Solopos)

Pencemaran lingkungan tanah mulai terkontaminasi timah.

Harianjogja.com, SLEMAN — Pembangunan dan aktivitas manusia di Kota Jogja yang semakin padat berdampak pada risiko pencemaran timah dalam tanah.

Advertisement

Dosen Departemen Geologi Universitas Yangon Myanmar, Saw Aung Zaw Aye dalam ujian terbuka program doktor di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan pentingnya pengawasan terhadap area perkotaan yang berpotensi terkontaminasi. Kesadaran mengenai kesehatan masyarakat terkait bahaya timah juga diperlukan, mengingat jalur paparan dan penilaian risiko polutan, juga harus diperhatikan.

Ia memberikan masukan, agar ada manajemen dari area urban yang telah terkontaminasi, dilihat berdasarkan tipe penggunaan tanah. Selain itu diperlukan edukasi publik untuk mengurangi sumber kontaminasi dengan pengelolaan limbah yang layak, daur ulang, serta penggunaan ulang material harus dipraktekkan di area urban yang tua. Manajemen yang efektif perlu dirancang untuk area urban yang relatif muda demi pembangunan yang berkelanjutan.

Dalam penelitian tersebut Saw Aung Zaw Aye menerangkan, kontaminasi timah sesungguhnya dapat diturunkan dari sumber natural atau sumber antropogenik. Peneliti sebelum dirinya, telah menjelaskan mengenai kemungkinan kontaminasi timah di permukaan tanah yang disebabkan oleh hasil pembakaran bahan bakar dari kendaraan bermotor.

Advertisement

Lebih dalam ia memaparkan, penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi fraksi geokimia dan perilaku timah pada tanah, serta menentukan sumber dari kontaminasi tersebut. Di Kota Jogja, ia meneliti konsentrasi timah pada tanah di zona tak jenuh.

Selain itu, ia juga mengumpulkan sampel dari beberapa lokasi seperti area sekitar Gunung Merapi sebagai area alami, Pakem sebagai area pertanian, serta wilayah perkotaan sebagai area urban.

Dari sana diketahui, kontaminasi timah di area perkotaan dan Pakem disebabkan oleh sumber antropogenik, sementara di Merapi kontaminasi lebih disebabkan oleh sumber natural, yaitu sebagai akibat dari aktivitas vulkanis.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif