Soloraya
Selasa, 28 Juni 2016 - 12:25 WIB

RAZIA KARANGANYAR : Ikan Teri dan Bakmi di Pasar Colomadu Berformalin

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang petugas memeriksa barang dagangan milik pedagang saat inspeksi mendadak di Pasar Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Senin (27/6/2016). (Istimewa)

Razia Karanganyar digelar petugas di Pasar Colomadu, Senin (27/6/2016).

Solopos.com, KARANGANYAR – Ikan teri berbagai jenis dan bakmi gepeng basah yang dijual di Pasar Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar positif mengandung formalin. Hal itu terdeteksi setelah tim gabungan terdiri atas sejumlah pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten DKK Karanganyar, Puskesmas Colomadu dan Kecamatan Colomadu inspeksi mendadak (sidak) di pasar tersebut.

Advertisement

“Dari 14 sampel item jenis makanan yang kami uji beberapa di antaranya mengandung formalin, borak, rodamin B [bahan pewarna tekstil],” ujar petugas Pelaksana Kesehatan Lingkungan Puskesmas Colomadu I, Taufik Hidayat seusai melakukan inspeksi, Senin (27/6/2016).

Menurut dia bahan-bahan yang tak seharusnya ada dalam makanan itu terdapat pada mi gepeng, teri nasi, teri cemek dan teri biasa.

Advertisement

Menurut dia bahan-bahan yang tak seharusnya ada dalam makanan itu terdapat pada mi gepeng, teri nasi, teri cemek dan teri biasa.

Sedangkan makanan lain yang dinilai bebas dari zat-zat bahaya itu di antaranya, bakso, lontong, tahu kuning, karak super dan sebagainya.
Dia menambahkan kandungan zat-zat berbahaya dalam makanan itu langsung bisa diketahui di tempat. Karena petugas membawa alat uji kandungan makanan tersebut di lokasi.

Terkait dengan hasil tersebut pihaknya akan segera menyebarkan temuan-temuan tersebut ke seluruh bidan desa di Colomadu. Mereka diharapkan segera menyosialisasikan inforamasi tersebut ke masyarakat.

Advertisement

Dia mencontohkan jika masyarakat mengonsumsi makanan yang mengandung bahan pewarna rodamin B atau bahan pewarna tekstil bisa memicu dampak buruk bagi kesehatan. Karena zat kimia yang ada dalam makanan dan masuk ke tubuh tidak bisa terurai.
Jika zat yang tak bisa terurai ini terakumulasi di dalam tubuh bisa memicu berbagai penyakit di antaranya kanker.

“Tahun lalu kami menemukan mi basah keriting mengandung formalin. Kalau bakso dan mi ayam tahun ini sudah tidak ditemukan zat berbahaya,” kata dia.

Dia menambahkan dibanding tahun sebelumnya ada sedikit pergeseran jenis makanan yang mengandung zat berbahaya tersebut. Dia mencontohkan tahun lalu bakso yang diperiksa mengandung formalin, tapi tahun ini pihaknya tak menemukannya.

Advertisement

Sementara itu Camat Colomadu, Yophy Eko Jatiwibowo mengimbau agar warga hati-hati saat membeli makanan. Karena itu dia mendukung langkah Puskesmas yang akan mengimformasikan temuan-temuan itu ke para bidan desa.

“Kasihan kalau masyarakat tidak tahu dengan adanya kandungan bahan berbahaya dalam makanan. Karena itu kita haru mengedukasi warga agar mereka juga tahu bahaya-bahaya tersebut,” kata dia.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif