SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Kekerasan Jogja yang terjadi di Jalan DI Panjaitan Mantrijeron Jogja dilakukan karena tersangka kesal dengan suara sepeda motor blombongan
Harianjogja.com, JOGJA-Kekerasan Jogja berupa pembacokan yang terjadi di Jalan DI Panjaitan Mantrijeron Jogja, beberapa waktu lalu dilakukan karena tersangka kesal dengan suara sepeda motor blombongan yang di-bleyer (diraung-raung).
Hal itu diungkapkan Kapolresta Jogja AKBP Tommy Wibisono saat pertemuan dengan Dua petinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DIY dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Senin (27/6/2016).
Tommy mengatakan kasus pembacokan itu dilakukan karena tersangka kesal dengan rombongan sepeda motor yang membleyer-bleyer knalpot motor. Namun ia belum bersedia menjelaskan kronologi kejadian versi polisi dan proses penangkapan para tersangka karena masih dalam proses pemeriksaan.
Yang jelas dalam proses penanganan perkara tersebut, Tommy menegaskan tidak ada kaitannya dengan partai politik. ”Kejadian ini murni kejahatan jalanan, tidak ada kaitannya dengan parpol, pelaku adalah residivis,” tegas Kapolresta.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP DIY, Imam Priyono mengatakan menyerahkan sepenuhkan proses hukum kasus tersebut kepada kepolisian. Ia berharap polisi menyelesaikan kasus tersebut dengan baik suapaya ada kepercayaan dari masyarakat untuk tidak berbuat anarkis.
Imam menegaskan partainya tidak akan melakukan upaya hukum atas dugaan pelanggaran prosedur penangkapan tersangka seperti yang direncanakan Repdem. ”Saat kejadian tidak ada yang membawa warna partai, kami elit partai mengimbau masyarakat membuat Jogja tetap aman,” katanya.
Wakil Sekrtaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP DIY, Bambang Aris juga menyatakan menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum yang sedang dilakukan oleh Polresta Jogja.
Berita terkait:
KEKERASAN JOGJA : Korban Pembacokan di Mantrijeron Meninggal Dunia
KEKERASAN JOGJA : Polisi Amankan Terduga Pelaku Pembacokan di Mantrijeron