Soloraya
Senin, 27 Juni 2016 - 12:10 WIB

HARGA KOMODITAS : Sepekan Sebelum Lebaran, Harga Daging di Sragen Rp95.000/kg-Rp100.000/kg

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi daging sapi (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Harga komoditas daging di Sragen berkisar antara Rp95.000/kg hingga Rp100.000/kg.

Solopos.com, SRAGEN—Tim Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen menemukan daging sapi basah saat inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Bunder Sragen, Senin (27/6/2016) pagi. Tim yang terdiri atas tiga orang itu tak mengambil sampel karena kadar airnya dianggap masih dalam batas toleransi.

Advertisement

Tim dipimpin Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disnakan Sragen, Jayanto. Mereka melihat kondisi daging sapi dan ayam serta menanyakan harganya. Untuk mengetahui kadar air daging, mereka cukup membawa secarik kertas dan ditempelkan pada daging. Kalau kertas melekat kuat pada daging menunjukkan kadar airnya sedikit.

Sebaliknya bisa kertas tidak melekat dan kertas cenderung basah maka kadar air pada daging tinggi.
“Ph air pada daging normalnya 6-7. Sebenarnya ada alat khusus untuk mengetahui kadar air dalam daging. Kalau air berlebih biasanya sampai membasahi tempat dhasaran-nya,” ujar anggota tim, Eko Nupiyanto yang diamini drh Nur Zahrotul Hayati.

Seorang pedagang daging, Hartono, berani menjual daging dengan harga Rp90.000/kg kepada para pedagang. Dia menyembelih sapi sendiri untuk dijual kepada para bakul. “Kalau bakul yang mengecer harganya Rp95.000/kg. Saya tetap jual Rp90.000/kg. Daging-daging ini kalau tidak habis ya masuk ke kulkas freezer dan besoknya dijual lagi. Tidak ada istilah daging beku atau daging impor di Sragen,” katanya.

Advertisement

Pedagang daging sapi lainnya, Mei, menjual dengan harga Rp95.000/kg. Mei tak menyembelih sapi sendiri tetapi membeli daging dari jagal. Kondisi daging yang dijual Mei terlihat agak berair. Berbeda dengan daging sapi milik Budi Setiawan, 48, pedagang asal Cantel Kulon, Sragen. Kualitas daging milik Budi tak berair tetapi tetap dijual dengan harga Rp95.000/kg.

“Saya hanya melayani pedagang bakso. Sejak dulu belum pernah jual daging dengan harga tinggi. Daging segar seperti ini biasanya dijual dengan harga Rp100.000/kg. Saya menyembelih sendiri. Supaya tidak rugi saya mencari sapi dengan harga miring,” tambah dia.

Pedagang sapi, Mira, menjual daging ke konsumen umum dengan harga Rp100.000/kg dengan kualitas daging bagus dan tak berair. Mira tak menyembelih sapi sendiri tetapi membeli dari jagal dengan pemilihan daging. “Kalau jual ke bakul berani Rp95.000/kg. Saya ambil daging ke jagal dan memilih daging sendiri. Saya lebih baik mempertahankan kualitas daging,” tuturnya.

Advertisement

Sri Rahayu, 60, pedagang daging asal Mungkung justru memilah daging di dhasaran. Dia menunjukkan kualitas daging tak berair yang dijual Rp100.000/kg dan kualitas daging agak berair dengan harga Rp95.000/kg. “Kami mengikuti keinginan konsumen. Kadang ada konsumen dikasih daging merah malah pilih yang agak merah kecokelatan,” tambahnya.

Kasi Kesmavet Disnakan Sragen, Jayanto, menyampaikan kadar dalam daging sapi masih terhitul wajar dan ditoleransi. Dia terus mengawasi peredaran daging sapi di sejumlah pasar tradisional, termasuk di Pasar Bunder Sragen. Selama ini, Jayanto belum menjuampai daging sapi dengan kadar air berlebihan. Jayanto mengakui adanya deviasi harga sampai Rp5.000/kg untuk daging basah dan daging tak berair.

“Yang sulit itu sebenarnya menjaga harga sapi hidup agar harga dagingnya bisa terjangkau. Dengan kondisi harga sapi tinggi seperti sekarang ini mestinya harga sapi bisa tembus Rp110.000/kg tetapi kenyataannya harga maksimal hanya Rp100.000/kg,” tutur dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif