Soloraya
Minggu, 26 Juni 2016 - 15:23 WIB

TRANSPORTASI SOLO : Spanduk Penolakan Go-Jek Bermunculan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Go-Jek (Twitter.com/@lantip)

Transportasi Solo, sejumlah spanduk penolakan Go-Jek bermunculan di Kota Solo.

Solopos.com, SOLO–Gelombang penolakan operasional ojek berbasis aplikasi online mulai bermunculan di sejumlah tempat. Sejumlah penyedia jasa angkutan orang mulai memasang spanduk penolakan operasional Go-Jek di Solo.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Minggu (26/6/2016), di samping Stasiun Purwosari terbentang spanduk bertuliskan “Komunitas Transportasi Stasiun Purwosari Menolak Keras Go-Jek di Wilayah Kami”. Spanduk sejenis juga ditemui di sekitar Pos Ojek Faroka. Di lokasi tersebut terbentang spanduk bertuliskan “Paguyuban Ojek Faroka Menolak Go-Jek di Solo!!! Solo AntiGo-Jek”.

Perwakilan Pengemudi Ojek Stasiun Purwosari, Yoyok Hendratmo, menyatakan keberatan dengan sistem operasional Go-Jek yang acapkali mengambil penumpang di lokasi ojek pangkalan. Padahal di tempat tersebut sudah ada puluhan sopir becak, taksi, dan ojek yang menanti penumpang.

Advertisement

Perwakilan Pengemudi Ojek Stasiun Purwosari, Yoyok Hendratmo, menyatakan keberatan dengan sistem operasional Go-Jek yang acapkali mengambil penumpang di lokasi ojek pangkalan. Padahal di tempat tersebut sudah ada puluhan sopir becak, taksi, dan ojek yang menanti penumpang.

“Mereka [sopir Go-Jek] kerap mengambil penumpang di pangkalan. Ini jelas tidak sesuai kesepakatan yang sudah dibuat sopir ojek Solo. Kalau adatnya orang Solo, kerja itu harus pakai pikiran, akal, dan perasaan. Mestinya sama-sama cari makan, sama-sama mengertilah,” terangnya saat ditemui Solopos.com di Pangkalan Ojek Stasiun Purwosari, Minggu siang.

Salah satu pengemudi ojek Stasiun Purwosari, Okie Purnama, menjelaskan sesuai kesepakatan yang sudah dibuat antarpaguyuban ojek di Solo, pengemudi ojek dilarang mengambil penumpang di luar pangkalan kecuali langganan.

Advertisement

Dikatakan Okie, keberadaan Go-Jek juga memantik persaingan tidak sehat antarpenyedia angkutan orang. “Kalau saingan harga kami jelas kalah. Mereka yang baru beroperasi di sini tahu-tahu mematok harga lebih rendah dari ketentuan pasar. Padahal di sini sudah puluhan orang yang bertahun-tahun menggantungkan hidup dari penumpang Stasiun Purwosari,” katanya.

Koordinator Pengemudi Ojek Faroka, Haryoto, tegas menolak keberadaan Go-Jek di Solo. “Go-Jek Solo kantornya katanya di Solo Baru. Wilayah operasionalnya harusnya di Sukoharjo. Tidak boleh mengambil penumpang di sini. Kalau hanya mengantar penumpang ke Solo, okelah. Tapi ini terang-terangan mangkal dan mengambil penumpang di sekitar Solo,” kata dia saat ditemui di Pos Ojek Faroka.

Haryoto mengungkapkan semenjak Go-Jek resmi membuka layanan di Soloraya beberapa waktu lalu, dampaknya langsuung dirasakan 22 anggota paguyubannya. “Boleh dibilang penghasilan kami anjlok. Biasanya sampai siang begini sudah ada tiga penumpang, ini teman-teman paling banter baru narik satu penumpang. Sampai sekarang pada malas narik ojek karena sepi penumpang,” bebernya.

Advertisement

Menanggapi keluhan beberapa pengemudi ojek, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajat, mengatakan pihaknya hingga saat ini belum memberikan lampu hijau operasional Go-Jek di Solo.

“Sikap kami masih sama. Go-Jek dilarang di sini. Sampai sekarang pengelolanya juga belum kula nuwun ke tempat kami,” tegas dia saat ditemui Solopos.com di Car Free Day Jl. Slamet Riyadi, Minggu.

Herman menyebut salah satu alasannya menolak keberadaan ojek berbasis aplikasi online lantaran dikhawatirkan menimbulkan gesekan dengan penyedia jasa angkutan yang sudah mapan di Kota Bengawan. “Itu juga salah satu pertimbangan kami. Bukannya kami tidak pro perkembangan IT, tapi nanti kalau timbul masalah di lapangan kami juga yang bakal disalahkan,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif