News
Minggu, 26 Juni 2016 - 18:30 WIB

RUSUH SUPORTER : Suporter Penganiaya & Penyebar Hate Speech Diciduk, Nasib Persija Ditentukan Besok

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suporter Persija Jakarta (Jakmania) melempari petugas kepolisian saat pertandingan Persija melawan Sriwijaya FC pada ajang Torabika Soccer Championship di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (24/6/2016). Pertandingan tersebut dihentikan setelah suporter Persija Jakarta masuk ke lapangan dan menyerang petugas kepolisian setelah Persija tertinggal 0-1 atas Sriwijaya FC. (JIBI/Solopos/Antara/Aprillio Akbar)

Rusuh suporter Persija di GBK yang berujung penganiayaan dan sweeping membuat klub tersebut disorot.

Solopos.com, JAKARTA — Polda Metro Jaya menangkap belasan pelaku terkait kerusuhan dalam pertandingan sepak bola Persija Vs Sriwijaya FC di GBK, Senayan, Jakarta. Polisi menyatakan bahwa para pelaku adalah suporter Persija, The Jakmania, bahkan salah satunya adalah koordinator wilayah.

Advertisement

“Iya, semuanya adalah Jakmania. Jamal itu kalau tidak salah dia adalah Korwil [Jakmania] Cikarang,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (26/6/2016).

Tujuh pelaku ditangkap tim gabungan dari Subdit Jatanras Ditreskrimum dan Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya pada Sabtu (25/6/2016) dini hari. Mereka adalah Jamal, Muhammad Furqon, Ridwan alias Iwan, Imah, Suhada, Afif, dan Aldi Aldiansyah.

Advertisement

Tujuh pelaku ditangkap tim gabungan dari Subdit Jatanras Ditreskrimum dan Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya pada Sabtu (25/6/2016) dini hari. Mereka adalah Jamal, Muhammad Furqon, Ridwan alias Iwan, Imah, Suhada, Afif, dan Aldi Aldiansyah.

Khusus Jamal, ia dikenakan Pasal 170 KUHP karena mengeroyok Brigadir Yudha Wanto di lapangan hijau. Sementara enam lainnya ditangkap karena menyebarkan ujaran kebencian (hate speech) di media sosial terkait peristiwa tersebut.

Selanjutnya, pada Minggu (26/6/2016) pada pukul 04.00 WIB dini hari, polisi menangkap kembali Ahmad Fauzi karena mem-posting ujaran kebencian di akun Facebooknya. Setelah menangkap Ahmad Fauzi, Minggu pagi tadi, polisi kembali menangkap 2 pelaku di Cikarang yang diduga kuat terlibat dalam penganiayaan Brigadir Yudha Wanto.

Advertisement

Brigadir Hanafi menjadi salah satu korban kebrutalan Jakmania pada saat pertandingan sepakbola Persija Vs Sriwijaya FC. Korban dikeroyok sejumlah suporter saat berjaga di Pintu VII Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat (24/6/2016) malam itu.

“Posisi korban saat itu sedang berjaga sendirian di Pintu VII. Yang bersangkutan saat itu tidak sadar terpisah dengan rekan-rekannya, kemudian terjadi kericuhan di luar sehingga yang bersamgkutan menjadi korban amukan massa,” kata Awi.

Padahal, sesuai SOP, setiap pintu masuk ke stadion GBK harus dijaga oleh 10 orang personel. “Setiap gate ada 10 orang itu pun dibantu instansi terkait, termasuk satgas di GBK,” tambah Awi.

Advertisement

Diduga kuat, pelaku pengeroyokan Brigadir Hanafi lebih dari dua orang. Dengan kekuatan lawan yang banyak sementara korban sendirian, bukan tidak mungkin korban menjadi bulan-bulanan para pelaku. “Korban mengalami luka di bagian kepala, luka sobek, mata trauma, luka di pelipis dan tulangnya retak,” ujarnya.

Saat ini Hanafi masih mendapat perawatan intensif di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Kondisinya belum membuka mata dan belum sadar.

Sementara itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan ancaman sanksi untuk Persija maupun kelompok suporter. Kemenpora membuka peluang untuk meminta pertanggungjawaban PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku penyelenggara Indonesia Soccer Championship (ISC), termasuk sanksi kepada klub.

Advertisement

“Dalam 24 jam kita dalami dan rapat. Poinnya, ini lebih banyak kita terapkan aspek garansi PT GTS yang kami minta. Sanksi ke Persija dan suporter ada aturannya, sanksinya ada. Mudah-mudahan besok sudah diketahui, Selasa bisa ketahui sanksi buat klub,” kata Gatot Dewa Broto dalam wawancara jarak jauh dengan Kompas TV, Minggu petang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif