Soloraya
Minggu, 26 Juni 2016 - 17:15 WIB

BENCANA SOLO : Pintu Air Demangan Diusulkan Digeser

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pintu Air Demangan Solo (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Bencana Solo, Pemkot meminta agar pintu air Demangan digeser.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana menggeser lokasi pintu air Demangan ke arah hilir dekat aliran Sungai Bengawan Solo. Pergeseran dilakukan guna memaksimalkan pintu air dalam mengantisipasi banjir di Kota Solo.

Advertisement

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan pintu air Demangan akan digeser ke arah hilir sekitar 50 meter. Dengan begitu air dari sungai dalam kota bisa langsung dipompa keluar ke Sungai Bengawan Solo.

“Kondisi pintu air Demangan sekarang ini kurang optimal. Karena letaknya jauh dari hilir, sehingga ketika kita pompa air dari dalam kota keluar tidak langsung menuju Bengawan Solo,” kata Rudy, sapaan akrabnya ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Minggu (26/6/2016).

Rudy menilai keberadaan pintu air tersebut terbukti tidak efektif dalam mengurangi genangan di sejumlah wilayah saat banjir melanda Solo, Minggu (19/6/2016) lalu. Aliran air dari Kali Jenes yang merupakan anak Bengawan Solo saja masuk di luar pintu air Demangan. Air tersebut kembali ke hulu atau terjadi back water, karena tinggi muka air Sungai Bengawan Solo lebih tinggi dibanding air dalam kota. Akibatnya Kali Jenes meluap dan merendam rumah warga. Menurutnya, luapan Kali Jenes bisa dicegah seandainya pintu air Demangan berada di sebelah timur posisi saat ini. “Jadi air dari Kali Jenes dan Kali Pepe bisa melalui pintu air Demangan dulu, kemudian dipompa keluar dan dibuang ke Bengawan Solo,” katanya.

Advertisement

Rudy khawatir pintu air Demangan akan jebol jika tidak segera digeser ke hilir. Rudy siap membahas persoalan itu dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).  Koordinasi dengan pemerintah pusat dan instansi terkait akan dilakukan, sebagai bagian dari antisipasi jangka panjang bencana banjir di Solo.
Selain pemindahan pintu air, Rudy juga menilai pentingnya pembangunan pintu air Kali Wingko di Joyontakan. Pembangunan pintu air untuk mengantisipasi banjir di wilayah tersebut. Begitu pula pintu air di Jurug yang saat banjir Minggu lalu tidak bisa ditutup, sehingga menyebabkan puluhan rumah di Kelurahan Pucangsawit tergenang, termasuk kediaman pribadinya.

“Kami akan undang BBWSBS untuk membahas penanganan banjir di Solo. Salah satunya untuk menambah pompa air di sejumlah pintu air,” katanya.

Plh. Kasubag Umum BBWSBS Supriyanta belum lama ini mengatakan ada tiga paket mega proyek penanggulangan banjir di Kota Bengawan. Dimana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpu dan Pera) telah menyiapkan anggaran Rp400 miliar untuk penanganan banjir Solo. Sesuai rencana proyek kucuran dana dari Pemerintah Pusat ini dikerjakan multiyears hingga 2018 mendatang.

Advertisement

“Ketiga paket proyek itu meliputi,  pembangunan parapet Demangan-Jembatan Mojo, normalisasi jembatan Bandara Adisumarmo-Kali Pepe, serta pembangunan bendung dan embung karet Tirtonadi,” katanya.

Saat ini, BBWSBS telah mengirim permohonan perizinan pelaksanaan tiga paket pekerjaan secara multiyears. Pihaknya berharap izin Kementerian Keuangan (Kemenkeu) turun secepatnya, sehingga proyek bisa dikerjakan.

“Kami berharap pemenang lelang bisa langsung kerja, tanpa harus menunggu lama terbitnya izin dari Kemenkeu,” harapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif