Jateng
Jumat, 24 Juni 2016 - 20:50 WIB

TOL SEMARANG-SOLO : Polres Semarang Siapkan Rekayasa Lalu Lintas Tol Bawen-Salatiga

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolres Semarang, AKBP V. Thirdy Hadmiarso (tengah), saat meninjau proyek tol Semarang-Solo ruas III Bawen-Salatiga, Rabu (22/6/2016). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa/Humas Polres Semarang)

Tol Semarang-Solo ruas Bawen-Salatiga belum sepenuhnya beres namun bakal dimanfaatkan sebagai jalur alternatif pada musim mudik Lebaran 2016.

Semarangpos.com, SEMARANG – Polres Semarang bersama Dishubkoinfo Kabupaten Semarang kembali melakukan survei jalur tol Semarang-Solo di ruas Bawen-Salatiga, Rabu (22/6/2016). Survei yang merupakan untuk kesekian kalinya itu adalah untuk mengetahui kesiapan jalur tersebut untuk digunakan sebagai jalur alternatif pada musim mudik Lebaran 2016.

Advertisement

Dalam survei itu diketahui pengerjaan jalur tol Semarang-Solo di ruas III Bawen-Salatiga telah mencapai 90%. Kendati demikian, pembangunan di proyek pembangunan ruas jalan tol Trans Jawa itu terbilang molor karena sebelumnya ditarget selesai Selasa (21/6/2016).

Kondisi ini pun membuat jalur itu belum bisa dipastikan bisa digunakan. Namun, seandainya digunakan sebagai jalur alternatif, pihak Polres Semarang siap melakukan sejumlah rekayasa lalu lintas guna memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan atau pemudik.

“Jalur itu berujung di pintu keluar [exit] tol Tingkir Kota Salatiga. Di persimpangan ada penyempitan sehingga rawan macet. Apabila jalur itu jadi digunakan pada malam hari, mengingat belum tersedia fasilitas penerangan jalan, solusi berupa buka tutup ruas akan menjadi pilihan utama pihak kepolisian. Tujuannya tak lain adalah untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas,” terang Kapolres Semarang, AKBP V. Thirdy Hadmiarso, seperti dilansir situs Tribata News Polres Semarang, Kamis (23/6/2016).

Advertisement

Trek jalur tol Semarang-Solo ruas III Bawen-Salatiga memang menjadi perhatian khusus pihak kepolisian. Karakter jalur yang bervariasi, yakni lurus, berkelok, menanjak dan berupa turunan bersudut sekitar 40 derajat, dianggap rawan akan kecelakaan. Terlebih lagi di jalur itu belum ada fasilitas penerangan jalan yang  membuat risiko kecelakaan cukup tinggi saat malam hari.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif