Soloraya
Jumat, 24 Juni 2016 - 02:30 WIB

PERTANIAN WONOGIRI : Hasil Panen Tembakau Diprediksi Menurun

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanaman tembakau berlubang karena terkena serangan hama, Kamis (20/8/2015). (JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Pertanian Wonogiri, akibat cuaca ekstrem hasil panen tembakau diprediksi menurun.

Solopos.com, WONOGIRI–Kualitas panen tembakau tahun ini diperkirakan turun dari tahun sebelumnya. Hal itu dipengaruhi cuaca yang tidak mendukung. Seperti diketahui saat ini intensitas hujan masih tinggi, sedangkan musim panen tembakau sudah dimulai pada semester kedua.

Advertisement

Salah satu wilayah penghasil tembakau di Wonogiri ada di Kecamatan Eromoko. Hasil produksi tembakau di kecamatan tersebut pada 2015 mencapai 671.723 kilogram. Jumlah tersebut meningkat 50 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun pada tahun ini hasil panen tembakau diperkirakan menurun. Sebab meski sudah memasuki musim panen, intensitas hujan di Wonogiri masih tinggi. Hal itu membuat kualitas tembakau menurun.

Menurut Camat Eromoko, Danang Erwanto, pada bulan ini ada beberapa tanaman tembakau yang sudah dipanen. Sedangkan saat ini intensitas hujan di Wonogiri masih tinggi. “Bahkan beberapa hari lalu ada lahan tembakau di Tanjung, Panekan, Eromoko, roboh akibat diterjang hujan dan angin. Untungnya tanaman yang roboh dapat ditegakkan kembali,” kata dia saat ditemui wartawan belum lama ini.

Secara teperinci Danang belum dapat menyebutkan data hasil panen bulan ini. Namun dengan melihat cuaca saat ini, dia memperkirakan kualitas panen bulan ini menurun. Dia berharap pada hasil panen bulan berikutnya dapat lebih baik.
“Kalau intensitas hujannya berkurang, panen selanjutnya bisa didapatkan kualitas super,” kata dia.

Advertisement

Sementara itu Kabid Perkebunan Dinasa Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Wonogiri, Sriyanto, mengatakan untuk saat ini hasil produksi panen tembakau di Wonogiri belum dapat dipastikan. “Untuk panen biasanya memasuki Juli dan seterusnya, yang jelas butuh sekitar tiga bulan dari masa tanam. Untuk itu kami belum bisa memastikan apakah ada penurunan atau tidak, sebab data belum ada,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (23/6/2016).

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif