News
Kamis, 23 Juni 2016 - 17:32 WIB

WNI DISANDERA ABU SAYYAF : Penculik 7 ABK Tugboat Charles Berseragam Militer & Berbahasa Tagalog

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pejuang Abu Sayyaf (kiri) berpose dengan militan dari Malaysia dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada 2015 (straitstimes.com)

WNI disandera Abu Sayyaf ini merupakan 7 ABK tugboat Charles. Pelaku diketahui berseragam militer, bersenjata laras panjang, dan berbahasa Tagalog.

Solopos.com, JAKARTA — Wali Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Syaharie Jaang, memastikan tujuh kru kapal tunda atau tugboat Charles milik PT Rusianto Bersaudara, disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Advertisement

“Berdasarkan hasil rapat bersama pihak perusahaan [PT Rusianto Bersaudara] dan jajaran TNI, kepolisian, serta pihak intelijen, terungkap kalau ketujuh kru kapal tunda itu disandera. Kepastian itu saya peroleh dari pihak perusahaan saat rapat tadi,” kata Syaharie Jaang kepada wartawan seusai menemui istri dan kerabat para kru kapal tunda Charles di Sungai Lais, Kelurahan Pulau Atas, Kecamatan Sambutan, Kamis (23/6/2016) sore.

Kepastian penyanderaan terhadap tujuh kru kapal tunda itu segera disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo. “Saya segera melaporkan ke Menteri Dalam Negeri dan itulah salah satu alasan saya ke sini [perusahaan] agar saya tidak salah menyampaikan informasi,” ujar Syaharie Jaang.

Advertisement

Kepastian penyanderaan terhadap tujuh kru kapal tunda itu segera disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo. “Saya segera melaporkan ke Menteri Dalam Negeri dan itulah salah satu alasan saya ke sini [perusahaan] agar saya tidak salah menyampaikan informasi,” ujar Syaharie Jaang.

Penyanderaan terhadap tujuh kru kapal tunda Charles itu juga sudah dilaporkan pihak perusahaan ke Polda Kaltim. “Kasus itu sudah dilaporkan pihak perusahaan ke Polda Kaltim dan kemungkinan besok (Jumat) akan menyampaikan juga ke Kementerian Luar Negeri,” kata Jaang.

Pada Kamis siang, sempat terjadi komunikasi antara orang yang diduga penyandera dengan pihak perusahaan. “Tadi sempat ada komunikasi melalui telepon dan orang yang diduga penyandera menggunakan bahasa Tagalog, lalu dibalas pihak perusahaan dengan bahasa Inggris tetapi mungkin karena jaringan yang buruk sehingga komunikasi terputus,” jelasnya.

Advertisement

Sementara itu, Siti Khodijah, istri salah seorang anak buah kapal (ABK) tugboat Charles yang selamat, mengaku terakhir berkomunikasi dengan Rudi Kurniawan, suaminya, pada Kamis dini hari.

“Suami saya membenarkan ada tujuh orang yang diambil menggunakan dua perahu di sekitar perairan Pulau Jolo, Filipina. Suami saya yang mengatakan kalau mereka adalah kelompok Abu Sayyaf,” kata Siti Khodijah.

Saat ini, lanjut dia, suaminya bersama lima ABK lainnya yang selamat tengah dalam perjalanan menuju Samarinda menggunakan kapal tunda Charles. Salah seorang ABK kapal tunda Charles yang dihubungi melalui telepon genggamnya Kamis pagi, Syahril, juga membenarkan terjadinya penyanderaan terhadap tujuh rekannya tersebut.

Advertisement

ABK yang dihubungi oleh salah seorang kapten kapal tunda PT Rusianto Bersaudara, Kurnia Ginting, itu, mengatakan penyanderaan berlangsung pada Rabu (23/6/2016) sekitar pukul 12.00 Wita. Pelaku penyanderaan sebagian menggunakan seragam militer dengan membawa senjata laras panjang.

“Mereka datang dua kali. Pertama sekitar pukul 12.00 Wita, mereka mengambil tiga orang. Kemudian sekitar setengah jam, datang perahu lain tetapi kami menduga mereka juga satu kelompok dan mereka mengambil empat orang,” ujar Syahril, melalui telepon genggamnya.

Karena ketakutan, para ABK yang selamat terpaksa memutus tali tongkang kemudian memacu kapal tunda tersebut, jauh dari wilayah perairan Pulau Jolo, Filipina. Informasi penyanderaan tersebut kali pertama disampaikan Dian Megawati Ahmad, istri salah satu kru tugboat Charles kepada wartawan di Samarinda, Rabu.

Advertisement

“Suami saya menghubungi menggunakan nomor telepon penyandera dan mengatan dia tengah disandera kelompok Abu Sayyaf. Dia mengatakan disandera bersama enam kru tugboat lainnya dan saya diminta menghubungi pihak perusahaan dan kepolisian,” ujar Dian Megawati.

Menurut ia, Ismail yang merupakan Mualim I dari kapal tunda tersebut disandera terpisah dengan tiga kru lainnya. “Suami saya disandera bersama tiga kru, yakni Robin, Muhammad Nasir dan Sofyan. Sementara, Feri sebagai kapten kapal disandera terpisah dengan dua orang lainnya yang saya tidak tahu namanya. Kami sulit menghubungi, karena setiap kali menelpon selalu berganti-ganti nomer telepon,” katanya.

Dian Megawati mengungkapkan penyandera meminta uang tebusan kepada pihak perusahaan pemilik kapal tunda itu sebesar 200 juta Ringgit Malaysia. “Jika tidak, penyandera akan memenggal para sandera tersebut,” katanya.

Pemerintah belum mengonfirmasi terkait adanya laporan baru tujuh WNI kembali disandera oleh kelompok militan Filipina pimpinan Abu Sayyaf.

“Baru dengar saya. Nanti saya cek,” kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Pandjaitan di Kompleks Istana Negara, Rabu (22/6/2016).

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan pemerintah tengah memastikan dahulu kebenaran dari informasi tersebut. “Pemerintah ingin mendapat data yang lengkap untuk kemudian baru mengambil langkah yang diperlukan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif