Soloraya
Kamis, 23 Juni 2016 - 19:40 WIB

PETERNAKAN BOYOLALI : Harga Sapi Anjlok Rp2 juta, Peternak Pilih Tak Jual Ternak

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi potong (Rachman/JIBI/Bisnis)

Peternakan Boyolali, peternak sapi lokal memilih menahan untuk menjual ternak.

Solopos.com, BOYOLALI–Sejumlah peternak sapi lokal di Kecamatan Nogosari memilih menahan sapi mereka ketimbang menjualnya di musim Lebaran kali ini. Pasalnya, harga sapi anjlok Rp1,5 juta-Rp2 juta/ ekor akibat kebijakan impor daging sapi.

Advertisement

“Kalau kami jual mengikuti harga pasaran saat ini, kami pasti rugi besar. Saat ini sapi loumusin dari Rp25 juta menjadi Rp23 juta,” papar Maryono, peternak sapi asal Kecamatan Nogosari saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (23/6/2016).

Maryono mengatakan anjloknya harga sapi pada musim Lebaran Idul Fitri kali ini merupakan pukulan telak baginya. Pria yang juga pengurus Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (Aspin) Boyolali ini mengaku kondisi sejumlah pasar sapi di Boyolali juga lesu. “Saat ini pasar sapi lagi sepi semua. Peternak sapi di Boyolali saat ini melemah,” paparnya.

Hal sama juga terjadi di sapi lokal Jawa. Sapi Jawa, kata dia, saat ini di pasaran hanya ditawar Rp12 jutaan. Padahal, dulu ditawar Rp16 juta pun, banyak yang kehabisan stok. “Kalau sekarang, sapi Jawa ditawar Rp16 juta enggak ada yang mau beli,” terangnya.

Advertisement

Maryono berencana menahan sebagian besar sapinya yang berjumlah sepuluh ekor itu. Namun, untuk memenuhi kebutuhan selama Lebaran dan tahun baru ajaran sekolah, ia berencana menjual meski tak dapat untung. “Kondisi kepepet, saya terpaksa jual sebagian saja. Soalnya waktunya anak sekolah,” paparnya.

Sejumlah sapi yang belum dijual akan dipelihara sampai tiba Lebaran Idul Adha dengan harapan harga sapi kembali normal. Risikonya, ia harus menanggung biaya pakan. “Apalagi, harga pakan sekarang cukup mahal. Ampas tahu saja sekarang satu masakan seukuran ember cat sudah nembus Rp8.000. Itu belum konsentrat dan brand polar yang harganya mahal juga,” tambahnya.

Hal senada juga diungkapkan peternak asal Desa Potronayan, Nogosari, Agus Setyono. Rendahnya harga sapi Lebaran kali ini membuatnya harus berpikir ulang untuk melepas sapinya. “Soalnya kalau saya jual, ya saya rugi. Lebih baik tahan dulu sambil nunggu masa panen raya Lebaran Besar nanti,” paparnya.

Advertisement

Sebelumnya, peternak di Nogosari mengeluhkan sepinya permintaan sapi hidup meski hari menjelang Lebaran kian dekat. Mereka menduga sepinya permintaan sapi lokal di sentra ternak sapi itu karena pengaruh impor daging sapi jelang Lebaran.

“Lebaran kali ini sepi. Kayaknya petani bakal merugi lagi karena daging sapi impor,” papar seorang petani sapi asal Dukuh Taruban, Kenteng, Nogosari, Surata.

Surata menjelaskan sepinya pembeli kali ini bisa menjadi salah satu tanda bahwa permintaan sapi lokal bakal menurun. Sebab, jika permintaan daging sapi tinggi, biasanya akan diiringi dengan tingginya permintaan sapi lokal. “Pasar sapi saja masih sepi, otomatis pembeli yang ke peternak langsung juga sepi,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif