Soloraya
Rabu, 22 Juni 2016 - 08:30 WIB

LONGSOR WONOGIRI : Tebing Tanah Longsor Ancam 2.700 Keluarga

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga melihat tebing tanah di bantaran Sungai Bengawan Solo yang longsor di Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Selasa (21/6/2016). Tebing tanah yang longsor berpotensi jebol dan mengancam sekitar 2.700 keluarga. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Longsor Wonogiri masih mengancam 2.700 keluarga.

Solopos.com, SUKOHARJO – Tebing tanah di bantaran Sungai Bengawan Solo tepatnya di Desa Pranan, Kecamatan Polokarto longsor saat terjadi hujan lebat dengan intensitas tinggi pada Sabtu (18/6/2016) lalu. Apabila tebing tanah itu jebol maka mengancam sekitar 2.700 keluarga di wilayah itu.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Selasa (21/6/2016), tebing tanah longsor akibat saking derasnya aliran air sungai yang mengalir tatkala turun hujan lebat. Tebing tanah yang longsor sepanjang lebih dari 10 meter dengan ketinggian sekitar tujuh meter. Jarak antara rumah penduduk dengan tebing tanah yang longsor hanya sekitar lima meter.

Dikhawatirkan tebing tanah yang longsor bakal jebol apabila tak segera diperbaiki instansi terkait. Tak pelak, air sungai bakal langsung menenggelamkan seluruh rumah penduduk di Desa Pranan, Kecamatan Polokarto. Padahal, selama ini, wilayah itu bukan daerah langganan banjir di sepanjang Sungai Bengawan Solo.

Advertisement

Dikhawatirkan tebing tanah yang longsor bakal jebol apabila tak segera diperbaiki instansi terkait. Tak pelak, air sungai bakal langsung menenggelamkan seluruh rumah penduduk di Desa Pranan, Kecamatan Polokarto. Padahal, selama ini, wilayah itu bukan daerah langganan banjir di sepanjang Sungai Bengawan Solo.

Seorang warga Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Tawid, mengatakan hujan lebat dengan intensitas tinggi membuat ketinggian air sungai naik drastis. Derasnya arus sungai menggerus tebing tanah di bantaran sungai. Tak pelak, tebing tanah longsor sedangkan luapan air sungai merendam ratusan rumah penduduk.

“Wilayah kami [Desa Pranan] bukan langganan banjir. Banjir kali terakhir merendam rumah penduduk pada 2007 silam. Sejak itu, wilayah kami tak pernah kebanjiran lagi,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa.

Advertisement

Karena itu, warga setempat mendesak agar instansi terkait segera memperbaiki tebing tanah yang longsor agar tak mengancam ribuan jiwa yang berdomisili di dekat Sungai Bengawan Solo.

“Kerusakan tebing tanah mungkin sekitar 60 persen. Saya tak bisa membayangkan jika tebing tanah itu jebol. Seluruh rumah penduduk bakal berubah menjadi lautan,” papar dia.

Pernyataan senada diungkapkan warga lainnya, Sarjanto. Sebenarnya, perangkat desa setempat telah melayangkan surat resmi ke Balai Besar Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Surat resmi itu berisi permintaan agar tebing tanah yang longsor segera diperbaiki. Namun, hingga sekarang belum ada tindaklanjut dari BBWSBS.

Advertisement

“Di sisi selatan dan utara lokasi tebing tanah yang longsor sudah dipasang kantong berisi pasir untuk menahan laju erosi. Paling tidak kantong berisi pasir juga dipasang di lokasi tebing tanah yang longsor,” tutur dia.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Suprapto, mengungkapkan telah mengecek langsung ke lokasi tebing tanah yang longsor di Desa Pranan, Kecamatan Polokarto. Dia juga telah berkoordinasi dengan BBWSBS agar segera menindaklanjuti ancaman jebolnya tebing tanah di bantaran sungai.

Di sisi lain, anggota staf Bidang Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) Samsi, mengatakan bakal segera turun lapangan untuk mengecek kondisi tebing tanah yang longsor. Saat ini, tim BBWSBS tengah mendata tanggul dan tebing tanah di bantaran Sungai Bengawan Solo yang longsor saat terjadi banjir pada beberapa hari lalu.

Advertisement

“Saya masih di Sragen, mengecek kondisi beberapa tanggul sungai yang kritis. Petugas segera menuju lokasi tebing tanah yang longsor,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif