Soloraya
Rabu, 22 Juni 2016 - 07:10 WIB

LEBARAN 2016 : Boyolali Siapkan 1.000 Ekor Sapi Potong

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi potong (Rachman/JIBI/Bisnis)

Lebaran 2016, Peternak sapi potong Boyolali telah menyiapkan stok sekitar 1.000 ekor sapi siap potong.

Solopos.com, BOYOLALI–Peternak sapi di Boyolali menyiapkan stok seribuan sapi siap potong untuk kebutuhan Lebaran 2016. Seribuan sapi siap potong tersebut dipastikan bakal terserap untuk memenuhi kebutuhan daging di Boyolali serta sejumlah kabupaten/ kota di sekitarnya.

Advertisement

“Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, persediaan seribu sapi siap potong itu sudah mencukupi untuk kebutuhan selama Lebaran. Baik di Boyolali atau sejumlah kota di sekitarnya,” ujar Ketua Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (Aspin) Boyolali, Suparno, kepada Solopos.com, Selasa (21/6/2016).

Ia menjelaskan kriteria daging siap potong ialah yang memiliki bobot sedikitnya 475 kg. Bobot sapi itu baru bisa dikatakan layak atau siap potong. Sebagai kabupaten penyangga kebutuhan daging terbesar di Jawa Tengah, lanjut Suparno, Boyolali sudah jauh-jauh hari menyiapkan kebutuhan daging sapi itu. Meski trend permintaan daging sapi selalu meningkat menjelang Lebaran, namun ia memastikan harga tetap stabil. “Stabil ini dalam pengertian bahwa harga daging sapi lokal tak terpengaruh oleh kebijakan impor daging sapi beku. Kalau pun naik ya masih wajar karena permintaan lebih banyak dari stok,” paparnya.

Saat ini, kata dia, harga daging sapi masih stabil, yakni berkisar Rp45.000/ kg dari sapi yang masih hidup. Harga tersebut stabil sejak setahun terakhir. Namun, jika kebijakan daging impor yang harganya lebih murah dijalankan, maka akan berdampak pada harga sapi lokal. “Saat ini memang belum berdampak. Namun, jika diterus-teruskan, ya peternak sapi bakal kelimpungan,” paparnya.

Advertisement

Menurut Suparno, jumlah peternak sapi yang cukup banyak di Indonesia mestinya mendapatkan proteksi dari pemerintah. Jumlah peternak sapi di Indonesia, kata dia, ialah 6,4 juta. “Angka itu bukanlah angka kecil. Mestinya ada proteksi dari pemerintah dan tak begitu mudah mengimpor daging sapi,” terangnya.

Suparno mengkhawatirkan terjadinya “bencana” usaha sapi seperti 2010 silam. Saat itu, kata dia, usaha sapi lokal benar-benar hancur lantaran digempur sapi impor yang luar biasa banyaknya. “Harga sapi saat itu hancur-hancuran. Harga Rp16 juta tinggal Rp8 juta. Jangan ulangi lagi kejadian ini menimpa para peternak sapi,” paparnya.

Sementara itu salah satu peternak sapi asal Kecamatan Nogosari, Purwanto, berharap Lebaran tahun ini bisa menjadi berkah bagi peternak sapi. Menurutnya, satu-satunya harapan peternak sapi ialah ketika saat panen raya di musim Lebaran.

Advertisement

“Baik Lebaran Idul Fitri atau Lebaran Idul Adha. Harapannya, uangnya bisa untuk THR dan biaya anak sekolah,” terangnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif