Soloraya
Rabu, 22 Juni 2016 - 06:30 WIB

KECELAKAAN SRAGEN : PT KAI Didesak Pasang Rambu-Rambu di 24 Perlintasan KA Tak Berpintu

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI/Solopos)

Kecelakaan Sragen terutama di perlintasan kereta api diharapkan bisa ditekan dengan pemasangan rambu-rambu.

Solopos.com, SRAGEN—Puluhan nyawa melayang di perlintasan kereta api (KA) tak berpintu di wilayah Gemolong-Kalijambe. Untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa, Pemkab Sragen meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) memasang rambu-rambu peringatan atau pintu palang plus petugasnya di 24 perlintasan.

Advertisement

Desakan itu disampaikan Kasi Ketenteraman dan Ketertiban (Trantib) Kecamatan Kalijambe, Sragen, Agus Subagyo, kepada solopos.com, Selasa (21/6/2016). Agus mengaku prihatin dan ikut berduka atas dua remaja putri yang tersambar KA Kalijaga di sebelah barat simpang empat Kalijambe, Senin (20/6/2016) siang. Satu remaja di antaranya bernama Tika Tri Lestari, 15, warga Grumbuldowo RT 015, Desa Samberembe, Kalijambe meninggal dunia di lokasi kejadian.

“Kami tidak ingin ada korban sia-sia jatuh di perlintasan KA tak berpintu. Banyaknya perlintasan itu harus menjadi perhatian PT KAI. Kalau memungkinkan mestinya dipasang pintu palang plus petugas penjaga. Kalau tidak memungkinkan ya dipasang rambu lampu yang bisa dikendalikan dari Stasiun Kaliyoso,” kata Agus.

Dia mencatat ada empat perlintasan KA tak berpintu palang di wilayah Kalijambe, yakni Siboto, perempatan Kalijambe, Kaliwuni, dan Karangjati. Agus mengaku sudah mengajukan permintaan petugas jaga untuk antisipasi kecelakaan menjelang dan sesudah Lebaran.

Advertisement

“Biasanya petugas linmas yang ditempatkan. Mereka akan menjaga 24 jam sejak H-2 dan H+2 Lebaran,” katanya.
Sementara, Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Sragen, Giyadi, saat ditemui Solopos.com, Selasa (21/6/2016), mengatakan analisis yang diperoleh ketika terjadi kecelakaan lalu lintas di perlintasan KA itu dipengaruhi oleh medan magnet yang terjadi di perlintasan ketika KA lewat. Dia mengatakan motor atau mobil yang melintas di rel KA dengan jarak yang cukup dekat dengan KA yang lewat pasti akan mati mesin karena terpengaruh medan magnet itu.

“Termasuk kasus yang menimpa dua remaja putri di Kalijambe. Mereka berhenti di tengah rel karena motor macet dan kresnel masuk sehingga motor sulit digerakan. Nah, motor itu macet karena terpangaruh aliran magnet yang dihasilkan dari gerekan KA yang sangat cepat. Jadi bukan karena adanya kekuatan gaib,” tutur dia.

Dalam konteks itulah, Giyadi menyampaikan pintu palang selalu dipasang agak jauh dari perlintasan. Dia meminta kepada PT KAI supaya ada rambu penunjuk di setiap perlintasan tak berpintu yang menjelaskan teori magnetik itu serta rambu kehati-hatian.

Advertisement

Giyadi pun menyampaikan rencana penempatan dua personel linmas di setiap perlintasan KA tak berpintu pada Selasa-Jumat (5-8/7/2016) mendatang. Giyadi mencatat ada 24 perlintasan KA tak berpintu di tujuh kecamatan, yakni Gondang, Sragen Kota, Sidoharjo, Masaran, Kalijambe, Gemolong, dan Miri.

“Para petugas linmas akan berjaga dengan dua sif selama empat hari. Mereka akan mendapat uang saku dan uang makan senilai Rp65.000/hari per orang,” ujar mantan Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Sragen itu.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif