Soloraya
Rabu, 22 Juni 2016 - 22:15 WIB

BANJIR SOLO : Pemkot Kesulitan Hitung Kerugian

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi kampung Gandekan, Jebres, Minggu (19/6/2016). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Banjir Solo, Pemkot merasa kesulitan menghitung kerugian yang ditimbulkan dari meluapnya Bengawan Solo tersebut.

Solopos.com, SOLO–Bencana banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo sudah berlangsung selama empat hari. Namun, sampai saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Solo belum mampu menghitung kerugian akibat banjir.

Advertisement

Kepala Pelaksana Harian BPBD Solo, Gatot Sutanto, mengatakan kondisi 15 kelurahan di empat kecamatan yang terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo pada Sabtu-Minggu (19-20/6/2016) sekarang kondisinya sudah pulih. Aktivitas bersih-bersih rumah setelah banjir surut sudah tidak tampak lagi.

“Warga yang sebelumnya menjadi korban banjir sekarang sudah kembali bekerja seperti semua,” ujar Gatot saat ditemui Solopos.com di Joyotakan, Rabu (22/6/2016).

Gatot mengatakan posko bencana banjir di Joyotakan, Serengan pada Selasa sore langsung ditutup. Penutupan posko bencana banjir juga dilakukan di Semanggi dan Gandekan, Pasar Kliwon. Posko bencana banjir saat ini dipusatkan di posko induk yakni di Lohji Gandrung rumah dinas (rumdin) Wali Kota Solo.

Advertisement

“Kami masih menyalurkan bantuan kepada korban bencana banjir di kelurahan kalau ada permintaan,” kata dia.

BPBD, lanjut dia, saat ini fokus menghitung kerugian akibat bencana banjir. Namun, untuk menghitung kerugian masih mengalami kesulitan sampai sekarang. Kesulitan menghitung kerugian karena banyaknya rumah tangga yang terdampak dan semuanya rumah tidak ada yang mengalami kerusakan fisik.

“Kami melihat rumah warga yang terkena banjir masih bisa ditempati semua. Yang terendam hanyalah berabotan rumah tangga dan pemilik rumah masih mampu beli sendiri,” ujar Gatot.

Advertisement

Pemkot, kata dia, tidak menutup kemungkinan akan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak banjir meskipun rumahnya tidak rusak. Permintaan bantua tersebut baru bisa diberikan ketika ada usulan dari warga melalui kelurahan diteruskan ke Wali Kota Solo.

“Bantuan yang diberikan sifatnya tidak berupa uang tunai tetapi hanya stimulan. Kalau bantuan diwujudkan dalam bentuk uang tidak cukup karena dana tidak terduga hanya tersedia Rp2 miliar,” kata dia.

Sementara itu, seorang warga Joyotakan, Agung, mengaku semua barang dagangan miliknya yang sebelumnya disimpan di toko klontong rusak semua terendam air akibat banjir. Selain itu perabotan rumah tangga seperti kursi dan kasur ikut terendam air.

“Saya menghitung kerugian akibat banjir ditaksir sekitar Rp8 juta. Pemkot diharapkan bisa membantu warga memberikan ganti rugi meskipun hanya sedikit,” kata Agung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif