News
Selasa, 21 Juni 2016 - 12:55 WIB

SEKOLAH JOGJA : Siswa Bosa Kembangkan Gelosa, Teknik Berhitung Perkalian Menyenangkan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua siswa SMA Bosa Jogja yakni Amandus Michael Martin dan Brigitta Nathasya Luniasmara memperkenalkan metode gelosa (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Sekolah Jogja SMA Bosa memiliki cara tersendiri belajar menyenangkan.

Harianjogja.com, JOGJA — Menghitung perkalian satu bilangan angka saja, apabila disusun dalam bentuk soal akan membuat kebingungan si penghitung. Apalagi bila jumlah bilangan angka ditambah menjadi lebih banyak, akan membuat anak-anak semakin kesulitan. Dengan metode yang diperkenalkan oleh dua siswa Sekolah Menengah Atas Bopkri Satu Jogja (SMA Bosa Jogja), menghitung perkalian menjadi menyenangkan.

Advertisement

Teknik berhitung yang perkalian ini dinamakan metode Gelosa, dan dikembangkan oleh dua siswa SMA Bosa Jogja yakni Amandus Michael Martin dan Brigitta Nathasya Luniasmara. Metode ini sesungguhnya ditemukan oleh salah seorang ilmuwan asal India, pada abad 12 Sebelum Masehi.
Temuan oleh ilmuwan yang tak disebutkan namanya ini dijumpai oleh mereka dalam sebuah buku ensiklopedia Wahyudin yang terbit pada 2003. Pengembangan metode Gelosa ini juga membawa kedua siswa kelas XI Ilmu Pengetahuan Alam I itu meraih medali perak dalam seleksi Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia 2016 kategori Sains Dasar Bidang Matematika, tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam olimpiade sains ini, metode perkalian itu mereka sebut ‘KPA Soperlangen BeR’ yang merupakan akronim dari Kotak Perkalian Ajaib Solusi Perkalian Langsung N Bilangan Berdigit R.

Brigitta, ketika ditemui di sekolah pada Senin (20/6/2016) mengungkapkan, biasanya perkalian dihitung dengan metode bersusun, tetapi dengan metode Gelosa. Perhitungan perkalian dilakukan dengan alat bantu kolom-kolom kota yang digambar.

Berbasis teknik menghitung volume balok, penghitungan perkalian diawali dengan membuat kotak dan membaginya menjadi dua kolom untuk menghitung perkalian yang melibatkan bilangan sebanyak dua digit. Kemudian kolom dibagi dua dengan menarik garis horizontal, selanjutnya dibuatlah garis diagonal mempertegas pembagian kolom dengan penganalogian, kolom terbawah melambangkan bilangan satuan, kolom berikutnya untuk puluhan, selanjtunya ratusan, ribuan dan seterusnya.

Advertisement

Angka-angka bilangan yang sudah dituliskan pada masing-masing bagian luar kotak yang kosong dikalikan. Hasilnya diletakkan di dalam kolom-kolom diagonal, untuk selanjutnya dijumlah, tenik menjumlah angka dalam kolom, apabila ditarik sebuah garis lurus akan membentuk sebuah bangun ruang balok.

Selanjutnya, apabila ada hasil yang berupa belasan atau puluhan, bilangan satuan hasil hitung disimpan di kolom yang selanjutnya akan ditambahkan dengan angka lain, yang berasal dari hasil perkalian dan sudah diletakkan di kolm lainnya. Dari hasil penghitungan angka2 di dalam kolom tadi akan ditemukan jumlah hasil perkalian dari bilangan yang sebelumnya ingin dicari.

“Sebelum mengetahui teknik penghitungan ini, aku suka takut kalau diminta mengerjakan soal hitung-hitungan di depan kelas. Sejak tahu metode ini, saya tidak takut lagi,” kata gadis berusia 16 tahun itu.

Gelosa Permudah Pelajaran Matematika

Advertisement

Brigitta juga menuturkan dirinya merupakan anak IPA yang tidak menyukai pelajaran Matematika. Begitu diajarkan metode ini oleh guru Matematika dan belajar mengembangkan, ia menjadi ketagihan belajar dan justru menyukai mata pelajaran Matematika. Ia menyimpulkan dengan sengaja mempelajari metode Gelosa lebih jauh, membuat kemampuan Brigitta dalam berhitung perkalian menjadi lebih baik dibanding sebelumnya.

Sementara itu rekan satu timnya, Amandus menuturkan bahwa mereka pernah memamerkan metode perhitungan in pada sebuah pameran edukasi. Diketahui cara ini memiliki hasil akurasi lebih baik daripada hasil perhitungan menggunakan metode susun, bahkan ketika hasil dicocokkan dengan hasil hitung menggunakan kalkulator. Selain itu ketika dilakukan uji coba kepada satu orang yang sama, yang mencoba menghitung dengan dua metode perkalian susun dan metode yang mereka ciptakan, ada efisiensi waktu kerja sekitar empat sampai lima menit.

“Sempat ada orang yang mencoba menghitung dengan dua metode perkalian, metode lama dan metode ini, maka orang itu mulai memasuki masa lelah dan menyerah untuk melanjutkan menghitung perkalian saat jumlah bilangan yang dikalikan sebanyak lima digit. Sedangkan dengen metoda Gelosa, penghitung masih sanggup menghitung hingga delapan digit,” kata dia.

Salah satu juri yang menilai mereka dalam olimpiade itu menyatakan bahwa metode perkalian yang mereka ciptakan dapat dikembangkan dan dipraktikkan bagi siswa Sekolah Dasar, sebelumnya disampaikan kepada Dinas Pendidikan. Karena menurut juri, teknik menghitung perkalian dengan mudah dan menyenangkan ini cocok diterapkan untuk anak. Menghitung harus menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi anak. Mereka berdua bahkan berencana untuk mengembangkan metode ini misalnya dengan memberi warna kolom-kolom tertentu saat menghitung, mengingat seorang anak begitu peka dan menyukai hal yang berwana-warni.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif