Soloraya
Selasa, 21 Juni 2016 - 19:40 WIB

BANJIR SOLO : Awas, Penurunan Tanah Tanggul Semanggi!

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi kampung Gandekan, Jebres, Minggu (19/6/2016). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Banjir Solo mulai berdampak dengan menurunnya tanah di tanggul Semanggi.

Solopos.com, SOLO–Komisi II DPRD Solo menyoroti potensi penurunan tanah di tanggul sepanjang anak Sungai Bengawan Solo wilayah Semanggi, Pasar Kliwon. Tanggul rawan kembali tergerus setelah bencana banjir akhir pekan lalu.

Advertisement

Ketua Komisi II, Y.F. Sukasno, mengatakan sejak 2007 gerusan tanah di tanggul Kali Wingko terus meluas tanpa penanganan berarti. Pihaknya khawatir banjir kemarin semakin mengurangi kekuatan tanggul. Infrastruktur tanggul yang rawan ambles berada di RW 006, RW 007 dan RW 023 Semanggi. Ada puluhan kepala keluarha (KK) yang bermukim di sekitar bibir tanggul.

“Saya titeni setelah ada banjir pasti ada penurunan tanah. Kalau dibiarkan terus, hal ini berbahaya bagi warga sekitar tanggul,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Selasa (21/6/2016).

Informasi yang dihimpun Solopos.com, ruas tanggul yang longsor di RW 007 sebelumnya telah mencapai 60 meter dengan lebar 3 meter. Kini tanggul tinggal selebar 2 meter selepas terkena banjir 2007. Adapun longsoran tanggul di RW 023 sepanjang 150 meter. Sukasno mendesak Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) memerkuat tanggul secara permanen atau dengan memasang bronjong kawat di sekitar bangunan.

Advertisement

Dia mengatakan longsoran di RW 006 dan RW 007 hingga kini belum ada penanganan. “Sebenarnya koordinasi dengan BBWSBS sudah dilakukan, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan,” keluhnya.

Sukasno menegaskan penguatan tanggul Kali Wingko sangat penting untuk mencegah banjir di tengah kota. Dia mengingatkan banjir bandang pada 1966 lalu salah satunya disebabkan arus Kali Wingko.

“Lebih baik tanggul di sana ditinggikan dan dibuat talut atau parapet. Sebab kalau tanggul sudah jebol, efeknya bisa sangat besar.”

Advertisement

Anggota Komisi II, Quatly Abdulkadir Alkatiri, meminta pemerintah serius menyiapkan infrastruktur pengendali banjir. Menurut dia, kondisi tanggul di sejumlah kawasan selama ini tak lagi ideal untuk menahan limpasan air. Quatly juga mendorong pemerintah mengkaji opsi relokasi bagi warga di kawasan tanggul. “Harus ada solusi komprehensif agar warga tak menjadi langganan banjir,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif