Jogja
Selasa, 21 Juni 2016 - 05:55 WIB

BANJIR KULONPROGO : Melon & Cabai Tak Terselamatkan, Bagaimana Kedelai & Padi?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sawah terendam banjir (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Banjir Kulonprogo, tingkat kerusakan yang ditimbulkan masih diinventaris.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Luas lahan pertanian tanaman padi yang terdampak banjir di Kulonprogo diketahui mencapai 1.010 hektare (ha). Meski demikian, Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kabupaten Kulonprogo menyatakan masih membutuhkan waktu beberapa hari untuk menginventaris tingkat kerusakan yang terjadi.

Advertisement

Kepala Dispertahut Kulonprogo, Bambang Tri Budi Harsono menambahkan, lahan pertanian kedelai seluas 721 ha, melon 490 ha, serta cabai 20 ha juga terdata ikut terendam banjir.

“Itu data sementara per Minggu (19/6/2016) kemarin. Kami masih melakukan inventarisasi dan belum semuanya masuk,” ujar Bambang.

Bambang memaparkan, tanaman pertanian yang sudah jelas mengalami kerusakan adalah melon dan cabai. Tanaman tersebut cepat layu jika tergenang air. Buah melon yang hampir memasuki masa panen pun akan membusuk setelah terendam seharian sehingga para petani nantinya harus melakukan tanam ulang.

Advertisement

Tanaman kedelai juga diharapkan masih bisa bertahan sampai air surut total. Jika tidak, tanaman tersebut juga bisa layu dan kemudian mati. Bambang lalu berpendapat, tanaman padi yang usianya masih muda dan belum memasuki masa penyerbukan justru relatif aman dari ancaman kerusakan. Hal sebaliknya terjadi pada padi yang berusia sekitar 50-60 hari.

“Jika genangannya lama, penyerbukan akan menjadi tidak sempurna sehingga mempengaruhi produktivitas,” ucap Bambang.

Namun, Bambang menegaskan jika kepastian mengenai data kerusakan lahan pertanian akibat banjir baru bisa diketahui setelah air surut nanti. Identifikasi tingkat kerusakan diperkirakan selesai dalam empat hari mendatang. Dia berharap masih banyak tanaman pertanian yang bisa diselamatkan.

Advertisement

Bambang menambahkan, sejauh ini masyarakat sudah berusaha mempercepat penyurutan genangan air dengan menggunakan mesin pompa secara mandiri. Panen dini juga dilakukan terhadap beberapa komoditas yang dinilai cukup memungkinkan, misalnya sawi. Dispertahut Kulonprogo pun akan mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah pusat untuk meringankan beban petani, seperti bantuan benih atau pupuk.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif