Jogja
Selasa, 21 Juni 2016 - 18:55 WIB

BANJIR GUNUNGKIDUL : Hindari Potensi Banjir, SMK Negeri Tanjungsari Diusulkan Pindah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga melihat banjir yang terjadi di SMK Negeri Tanjungsari yang terjadi sejak Sabtu malam. foto diambil Minggu (19/6/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Banjir Gunungkidul memberikan banyak pelajaran.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Kalangan DPRD Gunungkidul mengusulkan lokasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Tanjungsari dipindahkan dari lokasi saat ini berada di Dusun Rejosari, Desa Kemadang. Langkah ini dilakukan agar sekolah tersebut bisa terbebas dari banjir karena musibah yang terjadi sejak Sabtu (18/6/2016) malah bukan yang pertama kali dan sudah terjadi beberapa kali.

Advertisement

Usulan ini muncul merupakan hasil inspeksi mendadak yang dilakukan oleh Anggota Komisi D DPRD Gunungkidul pada Senin (20/6/2016). Melihat dari cerita bencana yang sudah enam kali terjadi, komisi yang membidangi kesejahteran rakyat dan pendidikan inipun meminta ada upaya relokasi sehingga tidak lagi terkena banjir.

(Baca Juga : BANJIR GUNUNGKIDUL : Wow, Kerugian SMK Negeri Tanjungsari Sudiyarto Capai Rp3 Miliar)

Advertisement

(Baca Juga : BANJIR GUNUNGKIDUL : Wow, Kerugian SMK Negeri Tanjungsari Sudiyarto Capai Rp3 Miliar)

Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul Dody Wijaya mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat usulan relokasi jadi realistis. Selain masalah banjir, faktor lainnya karena mayoritas murid kebanyakan berasal dari luar daerah seperti Wonosari, Playen dan Patuk.

Sementara jika ditilik secara lokasi, keberadaan sekolah yang memfokuskan di bidang kelautan dan perikanan ini tidak harus dekat dengan wilayah pesisir. Sebab dari fakta di lapangan diketahui bahwa PKL para siswa tidak dilakukan di kawasan pesisir Gunungkidul, namun banyak murid yang dikirim ke luar daerah seperti Pati (Jawa Tengah) dan Bali.

Advertisement

Dia mengakui, opsi relokasi bukan satu-satunya yang harus ditempuh. Untuk menanggulangi banjir bisa dilakukan dengan membuat embung sebagai penampungan. Namun langkah ini, kata dia, harus dibarengi dengan membuat saluran air pembuangan, karena dari peninjauan yang dilakukan kemarin, diketahui bahwa aliran air berasal dari tiga tempat yang berbeda dan kesemuanya bermuara di SMK, yang secara lokasi berada di kawasan paling rendah. Adapun opsi lainnya, bisa dilakukan dengan membuat gedung bertingkat, dan di lantai atas digunakan untuk menyimpan barang-barang berharga sehingga bisa aman saat terjadi banjir.

“Semua opsi ini harus ada kajian terlebih dahulu. Tapi kalau saya boleh memilih, lebih baik tempatnya direlokasi ke tempat yang lebih strategis,” kata Politikus PAN ini.

Pemindahan Punya Banyak Keuntungan

Hal senada diungkapkan oleh Ketua DPRD Gunungkidul Suharno. Menurut dia, sebelum sekolah itu berdiri, kegiatan belajar mengajar pernah dilakukan di daerah Logandeng, Kecamatan Playen, sehingga tidak ada masalah jika sekolah harus dipindahkan.

Advertisement

Guna mewujudkan usulan itu, harus ada koordinasi antara pemkab dengan Pemerintah DIY. Hal ini perlu karena di 2017 mendatang, kewenangan bidang pendidikan menengah akan ditangani oleh provinsi. “Harusnya tidak masalah. Tapi yang paling penting lokasinya tidak pindah dari Gunungkidul,” kata Suharno.

Dia pun berpendapat, adanya pemindahan ke tempat yang lebih strategi memiliki banyak keuntungan. Salah satunya, sekolah tersebut tidak akan sepi peminat seperti yang terjadi saat ini.

“Bisa-bisa malah menjadi sekolah unggulan karena prospek ke depannya sangat bagus,” ungkapnya.

Advertisement

Hingga kemarin siang, banjir yang terjadi di SMK Negeri 1 Tanjunsgari belum surut. Ketinggian air masih sekitar 50 centimeter, meski kondisi jalan di depan sekolahan sudah mulai bisa dilalui kendaraan.

Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul Bahron Rasyid mengungkapkan, banjir yang terjadi pada Minggu kemarin tidak hanya terjadi di Tanjungsari. Namun ada dua sekolah lain yang ikut terkena imbas dari hujan deras yang terjadi pada Sabtu sore. Sekolah tersebut adalah SMK Negeri 1 Purwosari, SMP Negeri Saptosari. “Yang paling parah terjadi di SMK Tanjungsari,  untuk penanganan kita akan koordinasi dengan pemkab dan Pemerintah DIY,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif