Soloraya
Selasa, 21 Juni 2016 - 21:09 WIB

Awas! Potensi Longsor Ancam 25 Desa di Boyolali

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Solopos/Antara)

Longsor di Boyolali diprediksi mengancam 25 desa di enam kecamatan.

Solopos.com, SEMARANG — Sebanyak 25 desa di Kabupaten Boyolali diminta untuk meningkatkan kewaspadaan karena rawan longsor menyusul adanya cuaca ekstrem yang terjadi secara mendadak. Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan beberapa hari pakca hujan lebat pada hari Sabtu (18/6/2016) lalu, diperkirakan masih ada potensi hujan lebat hingga beberapa hari ke depan.

Advertisement

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali, Nur Khamdani, menjelaskan bentuk kewaspadaan warga di kawasan rawan longsor itu misalnya jika terjadi hujan dalam waktu lama, diminta untuk waspada karena bisa terjadi bencana longsor sewaktu-waktu.

Pihaknya meminta masyarakat yang bermukim di daerah rawan bencana tanah longsor untuk meningkatkan kewaspadaannya dengan cara sistem ronda secara bergilir sebagai langkah antisipasi. “Dengan waspada ini kita bisa terhindar dari bencana tanah longsor yang bisa membawa korban jiwa dan harta benda,“ terangnya Nur Khamdani dalam keterangannya, Selasa (16/6/2016).

Selain itu, menurut Nur Khamdani, meski Juli dan Agustus nanti telah memasuki musim kemarau. Namum kemarau ini dikategorikan kemarau basah yang diwarnai hujan dengan intensitas tinggi.

Advertisement

Pihaknya mewanti-wanti kepada warga di wilayah rawan longsor untuk selalu waspada karena cuaca ekstrim bisa terjadi sewaktu-waktu. Nur Khamdani juga meminta warga di wilayah bencana longsor untuk melakukan penanaman pohon di lahan yang gundul karena bisa mengurangi resiko bencana tanah longsor.

“Kami meminta warga di wilayah rawan longsor, khususnya di kawasan lereng Merapi dan Merbabu untuk gemar menanam pohon keras di lahan gundul,“ imbuhnya.

Adapun 25 desa yang rawan longsor itu tersebar di enam kecamatan yang meliputi Kecamatan Ampel, Musuk, Selo, Cepogo, Kemusu, dan Klego. Dari sejumlah kecamatan itu yang paling rawan longsor di wilayah lereng Gunung Merapi dan Merbabu, yakni Cepogo. Sementara di Kecamatan Selo yang masuk daerah rawan bencana tanah longsor, ada 10 desa yang terancam.

Advertisement

“Boyolali bagian utara yang masuk rawan tanah longsor, di Kecamatan Klego antara lain Desa Gondanglegi dan kawasan Gunung Madu, sedangkan Kemusu ada satu desa,” ujarnya.

Menurut dia, daerah rawan tanah longsor tersebut merupakan hasil kajian bersama dengan ahli geologi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. “Daerah rawan longsor memiliki tingkat kemiringan tebing di atas sekitar 40 derajat,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif