News
Senin, 20 Juni 2016 - 16:59 WIB

Kurs Rupiah Ditutup Melejit 87 Poin, Ini Faktor Pendorongnya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan kurs rupiah (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah ditutup menguat tajam 87 poin seiring membaiknya harga komoditas.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,65% atau 87 poin ke Rp13.252 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.252-Rp13.287/dolar AS.

Advertisement

Sebelumnya, siang tadi rupiah terpantau menguat 0,55% atau 74 poin ke Rp13.265/dolar AS seiring pergerakan IHSG pada akhir sesi I perdagangan hari ini. Rupiah terus menguat 0,58% atau 78 poin ke level Rp13.260/dolar AS. Penguatan terjadi saat dolar AS cenderung tertekan terhadap mata uang Asia lainnya.

Sementara itu, Bank Indonesia mematok kurs tengah di posisi Rp13.260 per dolar AS Senin siang. Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di Rp13.260 per dolar AS, terapresiasi 0,73% atau 98 poin dari posisi Rp13.358 per dolar pada Jumat (17/6/2016). Kurs jual ditetapkan di Rp13.326 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.194 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp132.

Kurs rupiah juga menembus Rp13.260 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini. Data yang diterbitkan BI pada pagi ini menempatkan Jisdor pada Rp13.260 per dolar AS, terapresiasi 0,73% atau 98 poin dari posisi Rp13.358 per dolar AS pada Jumat (17/6/2016).

Advertisement

Dalam risetnya, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memprediksi terbuka lebarnya penguatan nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini seiring mulai membaiknya harga komoditas. Setelah sempat tertekan pada pekan lalu, rupiah mulai mengembalikan sentimen apresiasinya. Menurutnya, dengan harga komoditas yang mulai naik lagi serta dollar index yang anjlok, ruang penguatan rupiah terbuka lebar.

Dollar index anjlok menyusul penguatan drastis pound sterling serta euro merespon ekspektasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang terkikis. Hasil polling terakhir menunjukkan mayoritas penduduk yang menginginkan Inggris tinggal di Uni Eropa. Harga komoditas juga ikut naik seiring dengan ditinggalkannya aset ­safe-haven.

“Keberpihakan BI terhadap target pertumbuhan dengan dipangkasnya BI rate di tengah pekan lalu juga menambah optimisme di dalam negeri,” kata Rangga dalam risetnya, Senin.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif