Soloraya
Senin, 20 Juni 2016 - 16:14 WIB

BANJIR SOLO : Wali Kota Tetapkan Status Darurat Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota TNI dari Grup 2 Kopassus, dan Kodim 0735/Solo, dibantu warga bekerja bakti membersihkan sampah yang terbawa banjir di kawasan pintu air Butuh, Gandekan, Jebres, Solo, Senin (20/6/2016). Pembersihan sampah yang menumpuk di kawasan tersebut untuk antisipasi agar tidak mengganggu kinerja pompa air pengendalian banjir. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Banjir Solo membuat Pemkot menetapkan status darurat bencana bagi kota Solo.

Solopos.com, SOLO–Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo menetapkan status darurat bencana selama tiga hari kedepan. Penetapan darurat banjir terkait pencairan dana tanggap bencana dari pos tak terduga APBD Kota Solo senilai Rp2 miliar.

Advertisement

Rudy, sapaan akrabnya ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Senin (20/6/2016), mengatakan penetapan darurat bencana baru ditetapkan sehari pasca bencana banjir menerjang ribuan rumah warga di Kota Bengawan pada Minggu (19/6/2016) dinihari.

“Saat banjir saya tidak bisa menetapkan darurat bencana, karena posisi sebagai rakyat yang juga terkena banjir. Dan baru hari ini [Senin] saya tetapkan darurat bencana,” kata Rudy.

Advertisement

“Saat banjir saya tidak bisa menetapkan darurat bencana, karena posisi sebagai rakyat yang juga terkena banjir. Dan baru hari ini [Senin] saya tetapkan darurat bencana,” kata Rudy.

Rudy mengatakan dengan penetapan status darurat bencana, Pemkot bisa mencairkan dana tanggap bencana dari pos APBD. Disamping itu kerusakan infrastruktur yang disebabkan banjir luapan Sungai Bengawan Solo bisa langsung diperbaiki. Terkait kerusakan infrastruktur, Rudy telah meminta Dinas Pekerjaan Umum (DPU) menginventarisasi kerusakan, termasuk pemukiman penduduk yang rusak segera didata.

“Kami minta DPU mendata kerusakan mana saja. Nanti kerusakan itu bisa langsung diperbaiki,” katanya.

Advertisement

“Kami akan undang Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk membahasnya. Salah satunya untuk menambah pompa air di sejumlah pintu air,” katanya.

Rudy menambahkan selain pintu air di anak Sungai Bengawan Solo, pihaknya juga akan memberikan masukan kepada BBWSBS agar menggeser pintu air Demangan. Sehingga lebih dekat dengan hilir Sungai Bengawan Solo dan memudahkan proses pemompaan air dari kota ke sungai Bengawan Solo.

“Kalau tidak digeser takutnya lama-lama pintu airnya bisa jebol. Karena air yang dipompa keluar tidak langsung ke Bengawan Solo, apalagi usia pintu air Demangan sudah ratusan tahun. Makanya harus digeser,” ujarnya.

Advertisement

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Gatot Sutanto mengatakan banjir mulai surut sejak Minggu (19/6/2016) malam. Kini ketinggian air sungai di dalam kota dalam posisi normal. Ribuan warga yang semula berada dipungungsian, kini mulai meninggalkan lokasi tersebut. Warga kembali beraktivitas untuk membersihkan material sisa banjir menerjang rumah mereka.

“Kami juga menerjunkan sukarelawan untuk membersihkan sisa banjir. Selain itu droping air untuk bersih-bersih warga, baik dari DKP [Dinas Kebersihan dan Pertamanan] maupun BPBD,” katanya.

Ihwal total kerugian akibat banjir, Gatot masih menginventarisasinya. Berdasarkan data sementara, BPBD belum menemukan atau menerima laporan adanya bangunan rumah warga yang rusak maupun kerusakan sarana dan prasarana infrastruktur lain, seperti jembatan ambrol, talut longsor dan lainnya. “Sekarang masih kami inventarisasi. Sementara ini kami masih fokus pembersihan lokasi bekas banjir,” tuturnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif