Soloraya
Senin, 20 Juni 2016 - 19:35 WIB

BANJIR SOLO : Walah, Posko Loji Gandrung Kosong, Donatur Kecele dan Dipingpong

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Loji Gandrung Solo (JIBI/Solopos/Dok)

Banjir Solo, Posko bencana tingkat kota Solo dalam kondisi kosong.

Solopos.com, SOLO–Posko bencana tingkat kota di rumah dinas Wali Kota Loji Gandrung kosong dan tak ada aktivitas, Senin (20/6/2016). Akibatnya sejumlah donatur kecele saat akan menyerahkan bantuan untuk para korban bencana banjir di Kota Bengawan.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com sekitar pukul 12.30 WIB, rumah dinas Loji Gandrung tampak sepi. Tidak ada kantor atau sekretariat bagi posko bencana. Hanya terlihat satu perwakilan petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) didampingi petugas Dinas Kesehatan Kota (DKK). Mereka duduk bersama di pos jaga rumah dinas Wali Kota bersama sejumlah petugas Satpol PP.

Beberapa donatur yang akan menyerahkan bantuan bagi korban banjir terpaksa dipingpong. Petugas mengarahkan bantuan di serahkan ke Balai Kota, tapi dari Balai Kota justru diminta kembali ke Loji Gandrung. Oleh petugas kemudian donatur di arahkan ke posko bencana di wilayah Sangkrah.

Advertisement

Beberapa donatur yang akan menyerahkan bantuan bagi korban banjir terpaksa dipingpong. Petugas mengarahkan bantuan di serahkan ke Balai Kota, tapi dari Balai Kota justru diminta kembali ke Loji Gandrung. Oleh petugas kemudian donatur di arahkan ke posko bencana di wilayah Sangkrah.

“Saya bawa bantuan dari orang untuk korban banjir. Tapi sudah dipingpong dari Loji ke Balai Kota, kembali ke Loji lagi dan diminta ke Sangkrah,” kata sopir taksi yang enggan disebut namanya kepada Solopos.com.

Mengetahui hal itu, Plt. Sekretaris Daerah (Sekda) Solo Rahmat Sutomo geram posko tingkat kota tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Padahal posko bencana difungsikan untuk menerima bantuan dari masyarakat yang ingin menyumbang pada warga yang terdampak banjir Minggu (19/6/2016).

Advertisement

“Harusnya posko bisa berfungsi dengan optimal dan berkelanjutan,” kata Rahmat.

Rahmat mengaku telah memberi peringatan kepada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) sebagai leading sector lantaran dianggap tidak cekatan.

“Iya memang sudah saya beri peringatan. Harusnya tetap ada posko dan itu sudah kami bangun sejak Minggu malam,” katanya.

Advertisement

Meski kondisi banjir mulai surut dan warga kembali ke rumah masing-masing, Rahmat mengatakan posko bencana belum dibubarkan. Posko ini akan dipertahankan hingga tiga hari ke depan, selain berfungsi menerima bantuan dari masyarakat juga sebagai posko induk meneruskan bantuan ke posko yang tersebar di beberapa titik di Kota Solo.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kota Solo Gatot Sutanto mengaku lemahnya koordinasi dalam penangangan dan penanggulangan banjir. Dia mencontohkan kasus sejumlah para donatur yang dibuat kebingungan untuk memberikan bantuan kepada korban banjir.

“Kalau di Loji Gandrung tidak diterima, bantuan bisa dikirimkan kesini [BPBD]. Tapi kami perlu hati-hati, agar bantuan dari masyarakat dan dari APBD tidak tercampur,” tandasnya.

Advertisement

Saat ini bantuan bagi para korban banjir terus mengalir. Pemkot menerima bantuan 500 bingkisan sembako dari BRI Wilayah DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan. Bantuan diserahkan oleh Kepala Kanwil BRI DIY-Jateng, Widodo Januarso kepada Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo di Balai Kota.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif