Soloraya
Senin, 20 Juni 2016 - 15:40 WIB

BANJIR KARANGANYAR : Air Surut, Warga Kembali ke Rumah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak (tengah) bersama Kades Ngringo, Sardiman (kiri) memantau kondisi Dukuh Daleman RT 007/RW 006 Ngringo, Jaten, Senin (20/6/2016). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Banjir Karanganyar, sejumlah warga yang mengungsi mulai kembali ke rumah setelah air banjir surut.

Solopos.com, KARANGANYAR–Banjir luapan Sungai Bengawan Solo di sejumlah lokasi di Ngringo, Jaten, dan Waru, Kebakkramat, Karanganyar, berangsur-angsur surut, Minggu-Senin (19-20/6/2016).

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Senin, warga korban banjir mulai kembali ke rumah masing-masing. Bersama sanak saudara mereka membersihkan setiap bagian rumah, dan lingkungan tempat tinggal.

Seperti yang terjadi di Dukuh Daleman RT 007/RW 006, Ngringo, Jaten. Warga dibantu sukarelawan bencana dan sejumlah organisasi mahasiswa, membersihkan lumpur banjir.

Advertisement

Seperti yang terjadi di Dukuh Daleman RT 007/RW 006, Ngringo, Jaten. Warga dibantu sukarelawan bencana dan sejumlah organisasi mahasiswa, membersihkan lumpur banjir.

Dua mesin diesel dikerahkan untuk menyemprot dan menyiram lumpur di setiap sudut rumah. Barang-barang rumah tangga yang belepot lumpur di semprot bergantian di depan rumah.

Hingga tengah hari aksi bersih-bersih rumah masih berlangsung. Warga berharap sudah bisa tidur di rumah Senin malam. Pembersihan lingkungan rumah ditargetkan rampung sore hari.

Advertisement

“Kalau saya sudah biasa [dengan banjir], soalnya sudah biasa di sungai. Tapi ya memang membuat repot. Barang-barang jadi kotor, lumpur sungai masuk ke rumah,” tutur dia.

Terkait opsi relokasi warga yang langganan banjir, Slamet mengaku ikut keputusan bersama. Menurut dia banjir yang datang Sabtu (18/6/2016) malam adalah yang terbesar enam tahun ini.

Betapa tidak, air Sungai Bengawan Solo merendam rumah-rumah warga dengan kedalaman hingga 2,5 meter. “Banjir ini yang terbesar di sini. Selisih dengan banjir 2012 ada 0,5 meter,” kata dia.

Advertisement

Kadus Banaran, Ngringo, Guntoro Setyo Widodo, yang membawahi wilayah Daleman, menuturkan saat ini warga membutuhkan bantuan logistik bahan-bahan makanan, dan peralatan dapur.

Selain itu ada rumah warga yang aliran listriknya masih mati hingga Senin siang. “Warga membutuhkan logistik. Warga juga membutuhkan bantuan peralatan untuk memasak,” tutur dia.

Guntoro mengonfirmasi banjir kali ini paling besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebanyak 68 rumah di Dukuh Daleman, dan Dukuh Jomboran terendam banjir.

Advertisement

“Titik banjir paling dalam di Daleman hampir tiga meter. Ada 83 keluarga atau 248 jiwa yang terdampak banjir. Ada juga sekitar 10 ekor babi yang hanyut terbawa arus banjir,” urai dia.

Sementara, Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak menyerahkan bantuan logistik bagi korban banjir Daleman. Dia menyatakan keprihatinan atas musibah yang terjadi.

Dia berharap tidak terjadi lagi bencana banjir. “Bantuan ini mungkin tidak seberapa. Tapi ini bentuk kepedulian kami atas apa yang dirasakan para korban banjir,” tutur dia.

Kapolres memerintahkan jajarannya utamanya SAR Polres Karanganyar, supaya terus mewaspadai terjadinya bencana alam. Tak hanya bencana banjir, tapi juga tanah longsor.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif