Jogja
Minggu, 19 Juni 2016 - 04:20 WIB

PPDB 2016 : Pemohon KMS Berpenampilan Mewah, Sistem Ferivikasi Harus Diperbaiki

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

PPDB di Jogja diwarnai adanya temuan pemohon Kartu Menuju Sejahtera yang berpenampilan mewah

Harianjogja.com, JOGJA-Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Jogja mendesak agar Pemerintah Kota Jogja (Pemkot Jogja) semakin memperketat proses verifikasi lapangan penentuan masyarakat pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS).

Advertisement

Aktivis Forpi Kota Jogja Baharudin Kamba pada Jumat (17/6/2016) mengatakan, pada pendataan KMS dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2016 terdapat sejumlah warga pemegang KMS yang terlihat menggunakan perhiasan berlebihan, membawa telepon pintar hingga mengendarai mobil.

Menurutnya, kondisi ini disebabkan proses verifikasi di lapangan yang tidak optimal dan perlu diperbaiki.

Apabila proses verifikasi dilakukan dengan baik, menurutnya, maka persoalan pemegang KMS yang berpenampilan dan bermobil tidak akan terulang dari tahun-tahun ke tahun seperti yang terjadi saat ini.

Advertisement

“Kalau seandainya bukan indikator pemegang KMS yang perlu diperbaiki, maka verifikator yang ada di lapangan harus menjalankan tugasnya dengan baik,” kata dia, kepada Harianjogja.com.

Sementara itu di tengah keberadaan sejumlah pemegang KMS ‘mewah’, Ketua ORI DIY Budhi Masturi menyebutkan, pada proses pendataan KMS sebagai tahapan PPDB 2016, muncul satu laporan seorang warga telah dicabut KMS-nya oleh Pemerintah Kota Jogja. Padahal pada 2015 ia masih terdaftar sebagai pemegang KMS.

Saat ini, laporan tersebut baru dalam tahapan proses permintaan klarifikasi ke Walikota. Sehingga sampai hari ini masih belum ada penjelasan dari Walikota mengenai kasus yang menimpa pelapor.

Advertisement

“Ia merasa masih berhak dan memenuhi syarat, tapi tahun ini tidak dapat,” ungkapnya.

Diketahui pada proses pendataan siswa pemegang KMS 2016, terdapat sejumlah pemegang KMS yang kedapatan menggunakan perhiasan berlebihan, bahkan menggunakan telepon pintar dan mengendarai mobil. Padahal KMS diberikan kepada warga Kota Jogja yang dinilai tidak mampu dengan sejumlah indikator.

Verifikasi calon penerima KMS dilakukan berdasarkan tujuh aspek yang mencakup 15 parameter penilaian, seperti pendapatan, kondisi tempat tinggal termasuk banyaknya tanggungan keluarga.

Selain disebabkan hasil penilaian yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai penerima KMS, terdapat faktor lain yang menyebabkan warga tidak menerima KMS seperti meninggal dunia, pindah kependudukan, penduduk tidak ditemukan, atau penduduk yang tidak mau didata.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif