Jogja
Minggu, 19 Juni 2016 - 21:20 WIB

PERTANIAN BANTUL : Harga Jual Melon Drop, Rp3.000 per Kg

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani melon saat melakukan penyemprotan obat agar buah melon yang siap wpanen bisa matang secara bersama dan tidak busuk. Sabtu (18/6/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Bantul keluhkan harga jual melon rendah

Harianjogja.com, BANTUL — Petani melon di Kabupaten Bantul mengeluhkan harga jual buah melon di tingkat pengepul rendah pada musim panen kali ini. Harga jual melon musim panen ini mengalami penurunan harga antara Rp3.000-Rp4.000 per kilogramnya.

Advertisement

Petani melon di Dusun Brajan, Sewon, Kemijo, mengatakan harga jual melon borongan saat ini hanya berkisar Rp 20 juta per “kepek” atau sekitar enam ton melon. Dengan demikian jika dirata-rata harga jual melon hanya Rp3.000 per kilogramnya, padahal pada musim panen sebelumnya harga melon mencapai Rp7.000 per kilogramnya.

“Kualitas panen melon sangat baik dan melimpah, namun harga jualnya yang kurang menguntungkan, harga melon sekarang ini rendah,” katanya, Sabtu (18/6/2016).

Menurut dia, rendahnya harga borongan melon ini dikarenakan beberapa faktor di antaranya bersamaan dengan panen melon di sejumlah daerah sehingga persediaan buah di pasar melimpah.

Advertisement

“Kemungkinan saat ini bersamaan panen melon di beberapa daerah, bahkan ada yang sedang musim panen mangga, jadi harganya terpengaruh,” katanya.

Ia yang mengelola lahan melon sekitar satu hektare ini mengatakan, dengan harga jual borongan tersebut dirinya mengaku tetap bisa menikmati keuntungan, namun tidak sebesar ketika harga normal.

“Kalau untuk kembali modal dan memberi upah tenaga hasilnya masih bisa menutupi, dan masih sisa, namun keuntungannya jelas tidak begitu besar,” ujarnya.

Advertisement

Sementara petani melon lain, Muslim mengatakan, harga jual borongan melon saat ini rendah karena tanaman melon dilahannya sempat terguyur hujan beberapa hari lalu, sehingga harus segera dipanen khawatir membusuk akibat terlalu lembab.

“Selain itu kita juga mengantisipasi kebusukan dan untuk menjaga kematangan buah yang merata harus dengan menyemprotkan obat agar buah tidak rusak,” kata Muslim

Menurut dia, dengan lahan garapan seluas satu setengah hektare tersebut hasil panen memang lebih banyak dijual daerah seperti Bandung dan Jakarta.

“Namun ada juga pengepul dari daerah yang kemudian menjual ke pasar-pasar buah di Jogja,” tegasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif