Jogja
Rabu, 15 Juni 2016 - 03:40 WIB

PERTANIAN SLEMAN : Produksi Padi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Cangkringan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertanian. (JIBI/Solopos/Dok)

Produksi padi memberikan kontribusi besar dalam menopang ekonomi.

Harianjogja.com, SLEMAN- Sektor pertanian di Kecamatan Cangkringan mencapai persentase 28,56%. Produksi padi memberikan kontribusi besar dalam menopang ekonomi di kecamatan yang terletak di kaki Merapi itu.

Advertisement

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, untuk meningkatkan pendapatan petani, perlu terus dilakukan inovasi dalam budidaya. Salah satunya, dengan melakukan kolaborasi produksi sektor pertanian. “Misalnya, produksi padi dikolaborasikan dengan produksi ikan menjadi Minapadi ataupun dengan udang menjadi Ugadi. Jika itu dilakukan maka pendapatan masyarakat khususnya petani bisa meningkat,” kata Sri Purnomo di sela-sela kegiatan tarawih keliling di Masjid Mujahidin Banjarsari Glagaharjo, Cangkringan, Senin (13/6/2016) malam.

Kondisi perekonomian masyarakat Cangkringan tahun demi tahun mengalami peningkatan. Hal itu terlihat dari perputaran sektor keuangan, persewewaan dan jasa perusahaan di wilayah tersebut angkanya cukup besar. Angka persen dari sektor Keuangan, persewewaan dan jasa perusahaan kecamatan Cangkringan menempati posisi tertinggi ketiga setelah Prambanan dan Gamping. “Perputaran ekonomi mencapai 16,03 persen. Ini merupakan peluang yang harus ditangkap oleh masyarakat sebagai penambah alternatif lapangan kerja,” ujarnya.

Dia menyebut, angka kemiskinan di Cangkringan dari 2013 sampai 2015 turun dari 2.046 KK menjadi 1.844 KK miskin, atau berkurang 202KK dengan angka persentase kemiskinan 17,81%. Meski begitu, angka kemiskinan di Cangkringan masih relatif tinggi dibanding angka persentase kabupaten yaitu 11,76%. “Perlu upaya lebih keras lagi untuk menurunkan angka kemiskinan, dan upaya tersebut perlu peran aktif masyarakat yang sinergis dengan pemerintah,” katanya.

Advertisement

Luas wilayah Kecamatan Cangkringan 47,99 kilometer persegi itu saat ini dihuni oleh 29.054 jiwa penduduk. “Seluruh anak usia sekolah harus bersekolah, minimal sampai jenjang SMA/SMK. Kalau ada kendala mengenai biaya sekolah, harap melapor ke aparat pemerintah. Kami akan segera mencarikan solusinya,” ujar Sri.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif