Soloraya
Selasa, 14 Juni 2016 - 16:52 WIB

LEBARAN 2016 : Disdag Sragen Cek Dispenser SPBU Sepanjang Jalur Mudik

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Disdag Sragen mencermati takaran dispenser dengan alat ukur yang menempel di bejana saat pemeriksaan di SPBU Beloran, Kecamatan Sragen Kota, Sragen, Selasa (14/6/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos) Tiga orang petugas Disdag Sragen meminta petugas SPBU menuangkan BBM di bejana untuk mengetahui takaran dispenser di SPBU Jati, Kecamatan Masaran, Sragen, Selasa (14/6/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Lebaran 2016, Pemkab Sragen mulai mengecek takaran dispenser SPBU di jalur mudik.

Solopos.com, SRAGEN–Tim Dinas Perdagangan (Disdag) Sragen memeriksa takaran dispenser di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sepanjang jalur mudik Lebaran, Selasa (14/6/2016). Pemeriksaan SPBU dilakukan mulai dari Jl. Solo-Sragen Masaran hingga Jl. Sragen-Ngawi Sambungmacan, Sragen.

Advertisement

Pemeriksaan takaran dispenser dilakukan dengan menggunakan bejana alumunium dengan ukuran 10 liter milik SPBU yang bersangkutan. Di bagian ujung bejana terdapat alat ukur untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan takaran yang tercatat dalam indikator digital pada dispenser SPBU. Pemeriksaan takaran dimulai dari SPBU Jati, Masaran, Sragen.

Di SPBU Jati terdapat lima dispenser untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax, pertalite, solar, dan premium. Tim Disdag yang dipimpin Kasi Pembinaan dan Distribusi Disdag Sragen, Joko Suranto, menemukan takaran dispenser yang melebihi takaran dan kurang dari takaran. Joko mengatakan takaran yang berlebih ditandai dengan kode huruf A dan takaran yang kurang ditandai dengan kode huruf B.

“Batas toleransi kelebihan dan kekurangan takaran itu maksimal 60 mililiter [ml]. Pada pemeriksaan di SPBU Jati, kami menemukan takaran A1 berarti takarannya kelebihan 10 ml per 10 liter. Artinya, konsumen yang diuntungkan. Selain itu, kami juga menjumpai takaran untuk solar B2. Artinya, takaran dispenser solar kurang 20 ml per 10 liternya,” ujar Joko saat ditemui Solopos.com di sela-sela pemeriksaan, Selasa siang.

Advertisement

Joko menyampaikan bila tim menemukan takaran yang melebihi batas toleransi maka Disdag segera mengirim surat ke Badan Metrologi Legal Solo untuk perbaikan mesin dispensernya. Badan Metrologi Legal di Sragen belum mendapat izin untuk memperbaiki takaran secara langsung.

“Pemeriksaan takaran rutin dilakukan setiap tahun sekali. Biasanya pada pemeriksaan takaran rutin selalu mengajak teknisi dispenser. Ketika terjadi kelebihan atau kekurangan, teknisi dispenser SPBU langsung memperbaiki takaran,” ujar Joko.

Dia menyampaikan pemeriksaan takaran dispenser SPBU dilakukan untuk menghadapi arus mudik/balik Lebaran. Pada momentum itu, kata dia, tingkat penggunaan BBM meningkat dan sering kali dimanfaatkan untuk tindakan kecurangan. Pemeriksaan takaran itu, sambung dia, sebagai upaya antisipasi terhadap praktik kecurangan. Kasus di Tangerang beberapa waktu lalu sampai ditemukan kekurangan takaran sampai 1.000 ml per 20 liternya. Kasus di Tangerang itu sangat merugikan konsumen.

Advertisement

Pemeriksaan juga dilakukan di SPBU Krikilan Masaran, SPBU Jetak Sidoharjo, SPBU Beloran Sragen Kota, dan SPBU SI Sragen Kota. Hasil pemeriksaan di empat SPBU, tim tak menemukan indikan kelebihan atau kekurangan takaran yang melebihi batas toleransi. Pemeriksaan takaran berlanjut pada Rabu (15/6/2016) untuk sejumlah SPBU lainnya mulai dari Pilangsari Ngrampal hingga Jatisumo Sambungmacan.

Terpisah, Supervisor SPBU Beloran, Kecamatan Sragen Kota, Tri Hatmojo, mengatakan pemeriksaan takaran dispenser SPBU itu tidak masalah dan justru menguntungkan pengelola SPBU. Dia mengaku teknisi dispenser mengaku kesulitan untuk mengatur mesin dispenser agar sesuai dengan takaran, yakni nol.

“Sulit yang ngepaske takaran itu. Kalai tidak B1 ya A1. Kalau untuk stok BBM aman. Kami memprediksi akan peningkatan permintaan pada H-7 hingga H+10 Lebaran. Stok BBM sekarang untuk premium 14.000 liter, solar 16.000 liter, pertalite 9.000 liter, dan pertamax 4.000 liter,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif