Jogja
Selasa, 14 Juni 2016 - 08:40 WIB

KEMACETAN JOGJA : Urai Kepadatan Lalu Lintas, Solusi tetap Rekayasa Jalan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menurunkan penumpang di tengah Jalan (JIBI/Harian Jogja/Gigih M. Hanafi)

Beberapa ruas jalan diklaimnya sudah berhasil diurai melalui rekayasa di Jalan Jenderal Sudirman.

Harianjogja.com, JOGJA-Dinas Perhubungan Kota Jogja belum memiliki solusi jitu mengurai kepadatan kendaraan terutama saat libur panjang, kecuali melakukan rekayasa lalu lintas.

Advertisement

“Selama ini kami mengandalkan rekayasa lalin yang paling efektif,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Perhubungan Kota Jogja, Made Golkari Yulianto, saat dihubungi, Senin (13/6/2016).

Golkari mengatakan kepadatan kendaraan terjadi di beberapa ruas jalan setiap momen liburan, seperti di Jalan Malioboro, Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Senopati, Jalan Mataram, Jalan Abu Bakar Ali, Jalan Kusumanegara.

Beberapa ruas jalan diklaimnya sudah berhasil diurai melalui rekayasa di Jalan Jenderal Sudirman, dengan pemberlakuan jalan searah di Jalan Herman Yohanes dan Jalan C Simanjuntak. “Jalan Parang Teritis terurai dengan pemberlakuan searah di Jalan Prawirotaman dan Jalan Tirtodipuran,” katanya.

Advertisement

Dalam waktu dekat pihaknya juga tengah mengkaji untuk kembali memberlakukan jalan searah di beberapa ruas jalan. Namun Golkari belum mau menyebutkannya di jalan mana saja yang akan direkayasa searah.

Selain itu, kata Golkari, rekayasa lalu lintas yang dilakukan adalah dengan mengatur lampu traffick light. Beberapa persimpangan pintuk masuk Kota Jogja jeda lampu merah akan dierpanjang supaya kendaraan yang masuk Kota bisa tertahan. Sementara keluarnya dipercepat agar kendaraan yang tidak menumpuk.

Ia mengakui kondisi jalan di Jogja sudah tidak sebanding dengan volume kendaraan yang terus meningkat. Beberapa ruas jalan yang direkayasa jadi searah, menurutnya, karena tingkat kepadatan sudah sampai satu persen antara kondisi jalan dan volume kendaraan. Idealnya perbandingan luas jalan dan volume kendaraan batasnya sampai 0,5 persen.

Advertisement

Menurutnya, perluasan jalan jika volume kendaraan terus meningkat tidak akan memecahkan persoalan kepadatan. Disisi lain, kata dia, wacana untuk membatasi volume kendaraan pun sulit untuk direalisasikan di Jogja. “Rasanya sulit untuk membatasi kendaraan, tapi masih kami kaji” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif