Soloraya
Senin, 13 Juni 2016 - 16:40 WIB

PERTANIAN BOYOLALI : Curah Hujan Tinggi, Petani Waswas Sayur Membusuk

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Pertanian Boyolali, curah hujan tinggi menjadi kendala petani sayuran.

Solopos.com, BOYOLALI–Sejumlah petani di sepanjang jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) mengeluh curah hujan yang tak kunjung berkurang menyebabkan tanaman sayur-sayuran mulai membusuk.

Advertisement

Selain itu,  banyaknya debu yang disebabkan karena kerusakan jalan di jalur SSB mulai berdampak pada kualitas produksi sayuran.

Salah satu petani di Dusun Gebyog, Desa Selo, Narjo, 63, tanaman sayur brokoli yang dia tanam tidak bisa subur karena cuaca Juni tidak menentu. Intensitas hujan di wilayah lereng Gunung Merapi dan Merbabu tersebut masih tinggi.

“Banyak sekali yang mulai membusuk. Kemungkinan saya rugi pada masa tanam ini,” kata Narjo. Dia menuturkan petani di wilayah Gebyog, Selo, banyak menggunakan ilmu titen mongso sebagai perkiraan cuaca. “Biasanya kalau bulan–bulan ini kan sudah masuk musim kemarau, namun ini masih sering hujan terutama di malam hari,”ujar dia.

Advertisement

Tidak hanya karena curah hujan yang masih tinggi, debu yang berterbangan dari jalan membuat tanaman brokoli meranggas pada bagian daun.

“Daunnya meranggas karena tertutup debu sangat tebal. Jangankan tanaman sayuran, rumput saat layu karena debu,” ujar dia. Kondisi ini sudah terjadi sejak setahun terakhir sejak jalur SSB rusak.

Warga Dukuh Selo Tengah, Joko, 32, juga mengeluh karena dia tidak bisa berharap banyak pada hasil panen sayur tahun ini. Selain menanam sayur dia juga menanam tembakau.

Advertisement

“Curah hujan masih sangat tinggi. Kondisi ini berpotensi mengurangi kualitas produksi sayur-sayuran,” kata Joko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif