Jogja
Minggu, 12 Juni 2016 - 06:20 WIB

GELOMBANG TINGGI PANTAI SELATAN : 50% Lobster di Karamba Hilang Tersapu Ombak

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Nelayan menimbang lobster hasil tangkapannya di TPI Pantai Baron, Minggu (10/11/2013).(JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Gelombang tinggi Pantai Selatan dirasakan petani lobster.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Gelombang tinggi yang terjadi dua hari terakhir tidak hanya merusak puluhan bangunan di kawasan pantai selatan Gunungkidul. Namun penangkaran lobster di Pantai Sepanjang, Desa Kemadang, Tanjungsari. Pasalnya tempat keberadaan budidaya yang ditaruh di pinggir pantai belum diketahui keberadaannya.

Advertisement

Salah satu penangkar lobster, Nur Wahyudin mengakui hingga Jumat (10/6/2016) siang baru menemukan empat keramba untuk budidaya yang terdampar di Pantai Watukodok. Kondisinya pun sudah rusak, sedangkan lobster-lobster di dalamnya juga telah raib.

Dia mengaku belum bisa mengkalkulasi berapa kerugian yang dididerita. Di Pantai Sepanjang, ia mengaku melakukan budidaya lobster menggunakan 120 tong plastik yang dibuat lubang untuk sirkulasi air. Setiap tongnya terdapat beberapa ekor lobster dengan berat 1-1,5 kilogram.

“Saya belum cek semua, tapi saya perkirakan 50 persen lobster hilang ikut terseret arus laut,” katanya kepada wartawan, kemarin.

Advertisement

Dia berharap, kondisi arus laut bisa segera normal, sehingga bisa melakukan pengecekan terhadap tempat penangkaran yang ditanam. Wahyudin pun memperkirakan, pengecekan tersebut baru dilakukan dalam tiga hari ke depan.

“Untuk saat ini, saya hanya bisa berharap agar hasil pembudidayaan bisa diselamatkan,” kata eks Pemuda Pelopor asal Gunungkidul ini.

Dijelaskannya, untuk budidaya dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan menggunakan habitat buatan yang terletak di wilayah pesisir. Sedang cara kedua dengan memanfaatkan air laut sebagai tempatnya. Cara kedua ini, kata Wahyudin, memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik karena lobster berkembang di habitat aslinya.

Advertisement

Sementara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunungkidul Agus Priyanto mengatakan, untuk tindak lanjut perbaikan akibat gelombang tinggi yang terjadi masih harus menunggu hasil koordinasi dengan Pemerintah DIY. Dia juga sudah membuat penaksiran jkerugian yang diderita akbiat fenomena alam ini mencapai Rp350 juta.

“Data kerusakan sudah kita laporkan ke DKP DIY, dan diteruskan ke Direktorat jendral Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif