Soloraya
Sabtu, 11 Juni 2016 - 02:10 WIB

PENGELOLAAN SAMPAH KLATEN : Ini Penyebab Kekecewaan Pedagang Pasar Kota Saat Sidak Wabup

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sampah di TPS Pasar Induk Kota Klaten menumpuk selama dua pekan terakhir. Tumpukan sampah itu dikeluhkan pedagang. Foto diambil Jumat (10/6/2016). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pengelolaan sampah Klaten, sidak wabup Klaten membuat kecewa pedagang.

Solopos.com, KLATEN–Pedagang Pasar Induk Kota Klaten mengeluhkan sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) pasar setempat yang tak kunjung diangkut. Keluhan disampaikan saat Wakil Bupati (wabup) Klaten, Sri Mulyani, dan tim pengendali inflasi daerah (TPID) menggelar inspeksi mendadak (sidak) yang ditujukan memantau harga kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako), Jumat (10/6/2016).

Advertisement

Namun, para pedagang kecewa lantaran wabup beserta rombongan tak melihat langsung tumpukan sampah di TPS pasar. Keluhan terkait sampah disampaikan hampir setiap pedagang yang didatangi wabup.

Tumpukan sampah yang kian menggunung membuat pembeli kian menurun hingga berimbas pada barang dagangan tak laku. Menanggapi keluhan pedagang tersebut, wabup meminta pedagang bersabar. “Nanti akan kami tindaklanjuti,” kata wabup saat berbincang dengan seorang pedagang sayur.

Dalam kesempatan itu, pedagang meminta wabup juga melihat kondisi tumpukan sampah di TPS Pasar Induk Kota Klaten. Namun, tak berapa lama Mulyani bersama rombongan meninggalkan pasar menuju lokasi sidak selanjutnya tanpa melihat kondisi tumpukan di TPS. Kondisi tersebut membuat pedagang kecewa.

Advertisement

“Tadi tidak mau menengok. Bapaknya itu [salah satu anggota rombongan wabup] suruh ke sana terus [meninggalkan pasar]. Memang dihalangi tidak boleh ke sana [TPS]. Ya kecewa, harusnya ikut melihat dan mencium baunya,” kata salah satu pedagang sayuran, Triyanti, 36.

Triyanti mengatakan tumpukan sampah di pasar sudah ada sejak dua pekan terakhir. Selain bau tak sedap, tumpukan sampah kini dipenuhi belatung yang menginvasi pedagang terutama mereka yang berjualan di dekat TPS. Hal tersebut berimbas pada pembeli yang kian menurun. “Coba lihat saja di tumpukan sampah itu belatungnya sangat banyak. Biasanya awal puasa itu selama sepekan ramai. Tetapi, kali ini ini baru dua hari ramai, pasar sudah sepi lagi,” urai dia.

Lebih lanjut, Triyanti meminta pemkab segera membuang tumpukan sampah yang ada di TPS pasar. “Harapannya segera dibuang apalagi ini mau Lebaran. Pembeli tidak mau belanja ke pasar karena tumpukan sampah. Mereka pindah ke supermarket,” ungkapnya.

Advertisement

Pedagang lainnya, Sukini, 55, mengatakan persoalan sampah di pasar sudah terjadi hampir sebulan terakhir. Dua pekan lalu sampah sempat terangkut. Namun, tak berapa lama aktivitas pembuangan kembali terhenti. Sementara itu, sejumlah pedagang yang berjualan di sekitar TPS hanya bisa pasrah. Mereka bertahan berjualan di dekat TPS meski lokasi jualan mereka kerap didatangi belatung yang muncul dari tumpukan sampah. Agar bisa bertahan berjualan di lokasi tersebut, mereka menutup hidung menggunakan kain serta inhaler guna melegakan pernapasan.

Tak terangkutnya sampah di TPS Pasar Induk Kota Klaten lantaran pemkab masih terkendala pengadaan tempat pembuangan akhir (TPA) alternatif. Sebelumnya, pembuangan sampah ke TPA alternatif di wilayah Desa Jogoprayan, Gantiwarno berhenti setelah diprotes warga.

Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Setda Klaten, Purwanto Anggono Cipto, mengatakan pemkab saat ini masih melakukan pendekatan ke sejumlah warga guna mencari TPA alternatif.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif