Jogja
Sabtu, 11 Juni 2016 - 11:20 WIB

GELOMBANG TINGGI PANTAI SELATAN : Kerugian Bangunan Lantaran Warga Berlomba Buka Lapak Dekat Pantai

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu pedagang mengarungi banjir setinggi lutut menyelamatkan barang-barang dagangan, Pantai Glagah, Temon, Rabu (8/6/2016). Di sekitarnya, nampak sejumlah buah-buahan, plastik,dan keranjang hanyut terbawa air. (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Gelombang tinggi Pantai Selatan coba diminimalkan dampaknya.

Harianjogja.com, JOGJA – Dampak gelombang tinggi Pantai Selatan coba diatasi Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dengan menertibkan pedagang di pantai selatan yang melanggar batas sempadan pantai. Mereka berencana membuat garis yang jelas untuk menandai batas sempadan agar hancurnya bangunan akibat gelombang pasang tak terulang lagi.

Advertisement

(Baca Juga : GELOMBANG TINGGI PANTAI SELATAN : Pemda Wacanakan Garis Batas Sempadan)

Anggota Komisi A DPRD DIY Slamet menyepakati adanya upaya penataan wilayah pantai DIY. Menurutnya kondisi saat ini sudah sangat memprihatinkan. Warga berlomba-lomba membuka lapak dekat pantai dan melanggar area sempadan yang sudah ditetapkan. Kondisi itu diperparah dengan Perda RZWP3K sudah tak diberlakukan secara maksimal sehingga tak ada sanksi tegas yang diberikan bagi pelanggar aturan.

Dia pun menyarankan pemerintah untuk bekerjasama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di masing-masing pantai untuk menata para pedagang yang mendirikan gazebo atua bangunan. Pasalnya bila tak ada dukungan dari Pokdarwis yang terjadi pedagang akan berlomba memajukan lapak mereka ke pantai.

Advertisement

“Sekarang mepet-mepet, enggak ada 100 meter dari pantai. Malah ada yang memasang payung berderet sampai menghalangi pengunjung,” kata politisi asal Gunungkidul ini.

Sementara terkait rencana pembuatan garis batas sempadan, Slamet mengapresiasi usulan itu. Hanya saja dia meminta Pemda bijak saat menentukan bentuk garis yang akan ditetapkan. Dia khawatir bila garis nanti berupa tembok atau pagar maka justru akan mengurangi keindahan dan kenyamanan pengunjung pantai.

“Nanti jadinya seperti di Bali, ada pagarnya, kan tidak bagus. Saya sarankan garis itu yang menyatu dengan pantai, seperti membuat jalur setapak di sepanjang garis sempadan,” tandas dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif