Jatim
Jumat, 10 Juni 2016 - 05:05 WIB

RAMADAN 2016 : Dinkes Tulungagung Temukan Takjil Mengandung Boraks dan Formalin

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi takjil (Dok/JIBI/Antara)

Ramadan 2016 diwarnai banyaknya penjual takjil dadakan.

Madiunpos.com, TULUNGAGUNG – Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menemukan makanan dan minuman mengandung zat kimia berbahaya dalam menu buka puasa (takjil) yang diperjualbelikan warga di beberapa tepi ruas jalan raya wilayah setempat.

Advertisement

Hal itu diketahui setelah petugas Dinkes melakukan inspeksi mendadak, Rabu (8/6/2016), sekitar pukul 15.30 WIB dengan sasaran beberapa pedagang takjil yang membuka lapak dadakan di tepi jalan M.T. Haryono, Kelurahan Kepatihan, Tulungagung.

Kasi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan Dinkes Tulungagung Masduki mengatakan dari 23 sampel yang dilakukan pengujian langsung menggunakan tester khusus, ditemukan beberapa item positif mengandung zat kimia berbahaya jenis boraks, rhodamin-B atau zat pewarna tekstil, dan formalin.

“Hasil uji laboratorium secara langsung di lokasi ditemukan banyak dagangan mamin [makanan-minuman/takjil] yang mengandung zat berbahaya bagi kesehatan,” ujar dia.

Advertisement

Masduki mengatakan sengaja memilih berbagai jenis makanan takjil untuk dites karena banyak dikonsumsi masyarakat untuk menu buka puasa ataupun sahur.

“Selain untuk bertujuan mengawasi, hasil pemeriksaan ini agar diketahui masyarakat sehingga lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih menu takjil untuk berbuka puasa ataupun lainnya,” ujar dia.

Masduki menuturkan beberapa makanan positif mengandung zat berbahaya antara lain kerupuk tahu yang terdeteksi mengandung boraks, cendol mengandung rhodamin-B, dan ikan asin mengandung formalin.

Advertisement

Ia menyebut zat-zat kimia berbahaya itu tidak langsung berdampak terhadap kesehatan manusia yang mengonsumsinya, namun dalam jangka panjang akan terus menumpuk dan bisa memicu berbagai jenis penyakit kronis seperti efek penuaan, kanker, infeksi, ginjal, diabetes melitus, dan sebagainya.

“Kami imbau kepada masyarakat agar lebih jeli dan teliti dalam membeli ataupun mengonsumsi makanan,” ujar dia.

Masduki mengatakan pedagang yang kedapatan menjual takjil mengandung zat kimia berbahaya tidak dilakukan penindakan ataupun sanksi tertentu, kecuali hanya sebatas pembinaan serta penyelidikan lebih lanjut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif